JALAN-jalan di kawasan Braga, kemudian ke Jalan Wastukencana takkan habis melihat gedung-gedung peninggalan zaman dulu. Satu di antaranya adalah Gedung Gereja Bethel. Gereja ini tepat berada di persimpangan Jalan Braga, Perintis Kemerdekaan dan Jalan Wastukencana.
Gereja ini sudah bisa terlijat dari kejauhan. Terutama dari Jalan Perintis Kemerdekaan dari arah Jalan Merdeka. Gereja ini tidak jauh dari Gedung Bank Indonesia. Gereja ini juga tidak jauh dari Kompleks Balai Kota tempat wali kota ngantor.
Pada 1 Mei 1924 gereja ini mulai dibangun. Kemudian ditahbiskan pada 1 Maret 1925 bernama “De Nieuwe Kerk”. Gereja ini merupakan rancangan arsitek Ir. C.P. Wolff Schoemaker.
Arsitek asal Belanda ini juga yang merancang Gereja Katedral St. Petrus di Jalan Merdeka. Selain Katedral dan Gereja Bethel, Schoemaker juga merancang Masjid Cipaganti, Bioskop Majestic, Hotel Preanger, Sociëteit Concordia (Gedung Merdeka), Villa Isola, dan Gedung PLN Bandung.
Nama Bethel mulai digunakan pada 1964 berdasarkan keputusan Sidang Pleno Majelis Jemaat GPIB Bandung.
Uniknya gereja ini adalah tidak terdapat salib di menara. Di menara itu hanya dihiasi jam. Menara ini merupakan menara lonceng. Lonceng itu berdentang pertama kali pada 1 Maret 1925 tepat pukul 09.15 WIB.
CPW Schoemaker lebih memilih gaya Art-Deco yang saat itu sedang populer saat merancang gereja tersebut. Schoemaker merancang pintu masuk yang besar dan melengkung yang menjadi satu-satunya penanda bangunan itu sebagai gereja. Di atas pintu itu ada lampu bermahkota.
Gereja Bethel dan Gereja Katedral St. Petrus merupakan cagar budaya yang dimiliki Kota Bandung. Penetapan tersebut salah satunya merupakan hasil inventarisasi Paguyuban Pelestarian Budaya Bandung (Bandung Heritage) pada 1997.*
Sumber tulisan berasal dari gpibbethel.wordpress.com dan sumber lain.