TOKO sepatu di Cikudapateuh menjadi alternatif pencari sepatu di Kota Bandung.
Selain sentra sepatu di Cibaduyut, ada kawasan lain yan terkenal dengan penjual sepatunya.
Mereka pedagang sepatu di Terate, dan Jalan Kembang Sapatu. Tak jauh dari Pasar Kosambi, dan Stasiun Cikudapateuh.
Di toko sepatu di Cikudapateuh pengunjung bisa memilih sepatu berbagai macam model.
Mulai dari sepatu untuk menghadiri resmi, sneaker, hingga sepatu sepak bola. Harganya juga susuai dengan model dan merek sepatu tersebut.
Kawasan toko di kawasan ini mulai dikenal sebagai sentra sepatu sejak tahun 1960.
Saat itu hanya beberapa kios saja yang berdiri.
Toko Sepatu di Cikudapateuh Mulai Ramai pada 1965
Pada 65-an pedagang sepatu di toko sepatu di Cikudapateuh mulai bertambah. Kios-kios pun mulai berderet di Jalan Kambang Sepatu, dan Jalan Terate.
Dalam detik.com (13/12/2008), Ketua Paguyuban Pedagang Jalan Kembang Sepatu, Enco Karso (69) mengatakan dirinyalah yang pertama kali berjualan sepatu di tempat ini.
Kala itu Enco masih berjualan tanpa kios tapi dengan cara dipikul. Sepatu-sepatu tersebut diambilnya dari perajin di Cibaduyut.
Pada awal-awal para pedang sepatu di sana menjual sepatu-sepatu bekas. Lambat laun ada yang kemudian menjual sepatu baru.
Model sepatu yang dijual di sana semakin bertambah karena sudah banyak yang menjual sepatu kulit baru buatan Cibaduyut.
Pada 1999 penjual sepatu olahraga mulai marak. Sepatu olahraga yang dijual di tempat ini dipasok langsung dari pabrikan di Tangerang dan Jakarta.
Sepatu olahraga terutama sepatu futsal sempat booming seiring semakin populernya olahraga tersebut.
Jika berjalan ke sana, sepatu-sepatu dipajang bergelantungan di bagian depan jongko yang memiliki ukuran kira-kira 2 meter per segi. Ada juga sepatu yang disimpan di bagian dalam jogko tersebut.
Warna warni sapatu membuat bagian depan jongko tersebut semakin menarik. Ada yang berwarna merah, hijau, hitam, kuning dan warna lainnya.
Pengunjung yang hendak berbelanja sepatu di sana tidak hanya datang dari Bandung saja, tetapi banyak yang sengaja ke sana, seperti dari Cirebon, Kuningan, Riau, dan Kalimantan.
Seperti ditulis Kontan (5/12/2012), mereka bukan membeli satuan, tapi dalam partai besar. *