Inggit Garnasih dan Tempat Tinggalnya di Jalan Ciateul

Rumah Bersejarah Inggit Garnasih di Jalan Inggit Granasih (Ciateul) Kota Bandung. | Foto serbabandung.com #serbabandung

INGGIT Garnasih adalah istri Presiden Pertama Indonesia Ir Soekarno. Semasa hidupnya, beliau ikut membantu perjuangan Soekarno untuk memperjuangkan kemerdekaan. Berkat jasanya juga sebuah rumah Jalan Oto Iskadardinata, dekat persimpangan Jalan Inggit Garnasih (Ciateul) dan Jalan Oto Iskandardinata, tetap dirawat untuk mengenangnya.

Rumah itu menjadi saksi bisu perjuangan Ibu Inggit Garnasih bersama Presiden I RI Ir Soekarno. Di sanalah beliau pernah tinggal, dan orang menyebutnya rumah itu Rumah Inggit Garnasih.

Berdasarkan catatan wikipedia, Soekarno dan beliau menikah pada 24 Maret 1923 di rumah orang tua beliau di Jalan Javaveem, Bandung. Jalan Javaveem berada di kawasan Stasiun Bandung.

Pernikahan mereka dikukuhkan dengan Soerat Keterangan Kawin No. 1138 tertanggal 24 Maret 1923, bermaterai 15 sen, dan berbahasa Sunda.

Mereka bercerai tahun1942. Meski bercerai, beliau tetap menyimpan perasaan terhadap Soekarno, termasuk melayat ketika Soekarno berpulang.

Rumah Bersejarah Inggit Garnasih di Jalan Inggit Granasih (Ciateul) Kota Bandung. | Foto serbabandung.com #serbabandung

Rumah bersejarah di Jalan Inggit Garnasih ini dikelola oleh Museum Sribaduga mulai tahun 2015. Sebelumnya rumah ini dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat.

Di Rumah Inggit Garnasih Terdapat Penggilingan Jamu

Menurut Jajang (40), juru pelihara sekaligus guide di rumah tersebut, rumah ini dijual oleh ahli waris ke Pemerintah Provinsi Jabat pada 1996. Kemudian direnovasi pada 1997.

“Dulu tidak begini. Karena lama tidak dihuni rumah ini terbengkalai. Banyak perubahan tapi tetap tidak mengubah tata letak rumah ini,” kata Jajang.

Rumah teraebut terdiri dari beberapa ruangan. Di setiap ruangan menempel foto Ibu Inggit dan juga Soekarno. Di sebuah ruangan terdapat alat penggilingan jamu terbuat dari batu. Alat tersebut disimpan dalam kaca seperti akuarium.

Pengunjung yang datang ke sini kata Jajang tidak tetap. Tapi kalau per bulan bisa mencapai 100 orang. “Yang datang ke sini tidak hanya dari Bandung, tapi dari daerah lain di Indonesia,” katanya.

Inggit lahir di Desa Kamasan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, 17 Februari 1888. *

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *