SELASA (19/6/2018) sore kawasan Tempat Permakaman Umum (TPU) Cikadut terasa sepi. Hanya beberapa orang yang terlihat di dekat gapura permakaman. Di jalan yang membelah permakaman beberapa orang remaja berjalan ke arah bawah. Satu di antara mereka ada yang membawa senapan angin yang sekali-kali diarahkan ke atas pohon.
Beberapa sepeda motor tampak melewati jalan yang terus menanjak sejak beberapa meter dari gapura. Mereka seperti biasa melewati kuburan-kuburan yang berada di kiri kanan jalan itu. Sebaliknya dari atas pun terlihat kendaraan roda dua mengusir kesunyian di TPU Cikadut. Mereka rata-rata berasal di balik permakaman ini.
Sore itu permakaman sepi karena tidak bertepatan dengan hari Cheng Beng. Cheng Beng adalah tradisi ziarah kubur etnis Tionghoa setiap 4,5,dan 6 April. Pada saat itu orang Tionghoa percaya arwah nenek moyang turun ke bumi. Dalam tradisi tersebut, orang-orang Tionghoa membersihkan makam leluhur, sembahyang, sambil membawa makanan yang diletakkan di altar.
TPU Cikadut merupakan TPU tua di Jalan Raya Cikadut, Jatihandap, Mandalajati, Kota Bandung. Permakaman ini sudah beroperasi pada 1918. Namun, secara de facto TPU warga etnis Tionghoa sudah ada pada 23 Agustus 1917. Pada saat itu sudah ada makam tokoh penting etnis Tionghoa di Kota Bandung, Tan Joeng Liong. Tan Djoen Liong adalah seorang letnan Tionghoa di Bandung.
Di sini pun terdapat makam Tionghoa muslim yaitu makam Ibu Djuhriah. Ibu ini adalah guru kepala SD Priangan. Di Cikadut juga ada makam yang terlihat megah, yaitu makam Jo Soek Gie dan Na Kim Lian. Raja tekstil, Yo Giok Sie yang meninggal pada 23 Agustus 1963 pun dimakamkan di sini. Yo Giok Sie merupakan pendiri pabrik tekstil terbesar di Kota Bandung saat itu yakni PT Badan Tekstil Nasional (BTN) yang berlokasi di Cicaheum.
Bangunan-bangunan permakaman di sini memiliki khas makam orang Tionghoa. Bangunannya sangat besar. Rata-rata memiliki atap yang dicat warna kuning dan merah. Nisan yang berukuran besar bertuliskan data orang yang dimakamkan di sana menggunakan huruf Tiongkok. Di beberapa makam terlihat tembok lumayan tinggi mengelilingi permakaman itu.
Ke Cikadut Bisa dari Arah Cicaheum
Untuk ke makam itu bisa ditempuh dari arah Cicaheum dan Ujungberung. Dari arah Cicaheum Jalan Cikadut berada di sebelah kiri. Jalan ini tidak jauh dari Terminal Cicaheum. Di mulut jalan itu terdapat pangkalan ojek.
Dari permakaman yang berada di dataran tinggi ini bisa melihat kawasan Bandung di arah barat. Pada malam hari kerlap-kerlip lampu sangat jelas terlihat di sini. Untuk menyaksikan pemandangan tersebut sebaiknya jalan lebih jauh dari gapura tempat masuk ke permakaman ini dan berada di tempat yang lebih tinggi.
Di detik.com disebutkan luas TPU Cikadut sekitar 64 hektare. Sisa lahan yang masih bisa digunakan sekitar 18 hektare, dan yang penggunannya beralih fungsi sekitar 6 hektare.
Bahan tulisan: