Masjid Ash Shofia sudah 9 tahun berdiri. Keradaan tempat beribadah untuk umat Islam tersebut sangat berarti bagi masyarakat sekitar. Bukah hanya untuk tempat beribadah, masjid ini juga sering digunakan untuk pengungsian saat banjir menggenang beberapa kawasan di Dayeuhkolot.
Masjid Ash Shofia baru didirikan pada 2006. Peresmiannya dilakukan Wapres Jusuf Kalla pada 29 Agustus 2008. Saat itu dua hari sebelum Ramadan. Masjid ini berdiri di atas tanah seluas 3.900 meter persegi milik Pemkab Bandung.
Bangunan ini memiliki keunikan karena menyatu dengan pusat perdagangan. Masjid yang terdiri dari tiga lantai ini di lantai dasar digunakan untuk kios-kios untuk para pedagang. Lantai satu dan dua untuk masjid. Masjid itu berkapasitas sekitar 2.500 orang.
Di lihat dari depat masji ini memiliki satu tower dan satu kubah. Kubah barada di sebelah kiri kalau diihat dar seberang jalan. Sedangkan tower berada di sebelah kanan. Di puncaknya terdapat pengeras sauara dan kubah kecil.
Tulisan Masjdi Ash-Shofia Dayeuhkolot berukuran besar terlihat dekat kubah. Jendela-jendala persegi empat berkaca berjejer di lantai satu dan dua. Adapun tangga untuk masuk berada di sebelah kanan bagian masjid tersebut.
Masjid Ash Shofia Dambaan Masyarakat di Dayeuhkolot
Sebuah tulisan di laman Tribun Jabar mengisahkan pembangunan masjid ini merupakan perjuangan masyarakat Dayeuhkolot sejak 2003. Terutama masyarakat pedagang di Pasar Dayeuhkolot yang mendambakan masjid besar di kawasan tersebut.
Disebutkan, pembangunan Masjid Ash Shofia murni dari para pedagang, tidak ada bantuan dari mana pun. Ada 323 pedagang yang mengumpulkan uang sebanyak 25 persen dari total nilai biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan masjid.
Masjid tersebut membutuhkan total biaya pembangunan mencapai Rp 14 miliar. Dana itu diperoleh dari pinjaman bank, yang kemudian dibayar secara bertahap oleh 323 pedagang tadi. Pembayaran dilakukan selama dua sampai lima tahun.
Setiap siang hingga sore, bahkan mendekati tengah malam, di luat pagar masjid tersebut selalu ramai oleh pedagang, pejalan kaki, dan kendaraan yang berlalulalang. Jalan Dayeuhkolot adalah jalan utama selain Jalan Bojongsoang yang menghubungkan Kota Bandung dan Kabupaten Bandung. *
[google_maps id=”7592″]