Jalan-jalan di Bandung apalagi di pusat kotanya sebetulnya tidak membutuhkan kendaraan. Dengan berjalan kaki pun, tempat wisata menarik bahkan gratis bisa diperoleh. Banyak rute yang menarik untuk ditelusuri, satu di antaranya adalah mulai dari Alun-alun, ke Jalan Asia Afrika, kemudian ke Jalan Braga.
Apa saja yang diperoleh jika kita jalan-jalan di Bandung menggunakan rute tersebut? Banyak. Satu di antaranya adalah Museum Asia Afrika yang berada di Kompleks Gedung Merdeka. Sambil lewat kita juga bisa melihat-lihat Gedung Merdeka yang penuh dengan catatan sejarah sejak digunakan untuk Konfrensi Asia Afrika pada Senin, 18 April 1955.
Bila kita membawa kendaraan baik itu sepeda motor atau mobil bisa diparkir di kawasan Alun-alun, atau bisa juga masuk ke basement yang tersedia di bawah Taman Alun-alun. Memilih tempat parkir di sini termasuk ideal karena dekat dengan jalur yang akan kita telusuri.
Yang pertama adalah Taman Alun-alun Bandung dan Masji Agung Raya Jawa Barat. Taman ini menjadi populer setelah Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menghamparkan rumput sintetis di tempat itu. Anda pun jika bila datangnya pas waktu salat, bisa melakukan ibadah salat di Masjid Agung.
Setelah itu, jalan-jalan di Bandung bisa bisa dilanjutkan ke Jalan Asia Afrika. Tak jauh dari Taman Alun-alun ada jembatan yang di dindingnya ada tulisan “Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum” mengutip pernyataan M.A.W. Brouwer dan “Dan Bandung bagiku bukan cuma masalah geografis, lebih jauh dari itu melibatkan perasaan, yang bersamaku ketika sunyi” mengutip Pidi Baiq. Kedua dinding tersebut merupakan spot favorit untuk berfoto.
Kita lanjutkan ke arah Gedung Merdeka. Sebenarnya Gedung PLN yang kita lewati juga menyimpan sejarah. Gedung ini merupakan peninggalan zaman Belanda. Dalam prasasti yang tertanam di tembok dekat pintu masuk gedung itu tertulis gedung ini dibangun pada 1933.
Jalan-jalan di Bandung Sambil Berfoto
Disebutkan juga gedung ini merupakan rancangan arsitek C. P. W. Shoemaker. Dulunya gedung ini merupakan kantor NV Gebeo yang sebelumnya adalah Bandeongsche Electriciteit Maatschapij. Gedung ini diresmikan pada 26 Oktober. Sekarang menjadi kantor PT PLN (Persero), orang menyebutnya Gedung PLN.
Menyebrang ke Gedung Merdeka, semua orang sudah tahu kalau gedung ini sarat dengan sejarah. Di sini lah, bangsa-bangsa Asia Afrika berikrar dan bersatu untuk melawan kolonialisme. Di sepanjang jalan ini antara Hotel Homann dan Gedung Merdeka para tokoh ini berjalan sebelum melaksanakan konferensi. Setiap tahun peristiwa Konferensi Asia Afrika ini selalu diperingati.
Di sana banyak tempat-tempat menarik untuk berfoto. Termasuk di Toko Toko de Vries. Sekarang gedung itu dimiliki Bank OCBC NISP. Gedung itu dibangun pada 1899. Bangunan tersebut bergaya arsitektur Oud Indisch Stijl (Klasik Indis), yang memiliki kekhasan berupa tiang-tiang kolom besar. (Baca “Toko de Vries”).
Masih di Kompleks Gedung Merdeka di Jalan Braga pendek ada Museum Asia Afrika yang menyimpan benda, foto, audio, dan visual mengenai perjalanan peristiwa Konferensi Asia Afrika. Bila terus ke Jalan Braga, di samping Gedung Merdeka ada geduang New Majestic. Gedung ini dulunya merupakan bioskop.
Masih belum puas? Di Jalan Braga pendek ada Gedung Dennis, sekarang bank bjb, tempat penyobekan bendera Belanda. Di seberangnya ada Gedung LKBN Antara. Gedung ini juga merupakan peninggalan zaman Belanda.
Jalan-jalan di Bandung di kawasan Asia Afrika-Braga sebetulnya bisa dilanjutkan ke Jalan Braga panjang. Tapi jika sudah lelah bisa beristirahat sambil menimati kuliner yang berterbaran di kawasan tersebut. Setelah itu bisa kembali lagi ke tempat parkir kendaraan di Alun-alun. Rutenya bisa ke arah sebaliknya atau melanjutkannya ke Jalan ABC, Jalan Dr Ir Sukarno, lalu ke menyebrang ke Alun-alun.
Selamat mencoba.