Iket Sunda, Penutup Kepala di Tatar Parahyangan

Iket sunda atau totopong. | Foto bandung.go.id

Iket Sunda merupakan salah satu ciri khas sunda yang berfungsi sebagai penutup kepala.

Iket Sunda sudah digunakan sejak jaman Kerajaan di Tatar Parahyangan.

Pada 2013 lahir motif baru iket sunda yang khusus didesign sebagai iket khusus Kota Bandung.

Karya Agus Roche Effendi ini dibuat dengan mengikuti dasar dari wujud Barangbangsemplak dan Makutapurwa.

Serta menggabungkan pula tumbuhan khas Kota Bandung yang dikenal dengan Bunga Patrakomala

Makuta Bandung hadir dengan 3 komponen di dalam motifnya antara lain:

Bunga Patrakomala – Menyimbolkan kecantikan Bandung dan penduduknya yang kreatif

Kujang Ciung – menyimbolkan Kubudayaan Sunda yang luar biasa

Cai Sagara – menyimbolkan kehidupan masyarakat Bandung yang memiliki peradaban tinggi untuk menuju kehidupan yang makmur
Terdapat dua jenis Iket yang berasal dari Motif Makuta Bandung, yaitu

Makuta Bandung Purwa dengan ciri khas ikatan di bagian depan sehingga memberikan kesan tebal dibagian depannya, bagian atas kepala terbuka

Makuta Bandung Luhung dengan ciri khas ikatan di bagian belakang. Iket ini memberikan kesan tebal di bagian belakang, dan bagian atas kepala tertutup.

Sejarah Iket Sunda

Iket, udheng (Jawa), totopong (Sunda), atau udeng (Bali) adalah penutup kepala.

Terbuat dari kain merupakan bagian kelengkapan sehari-hari pria di pulau Jawa dan Bali.

Pemakaian sudah ada sejak masa silam sampai sekitar awal tahun 1900-an dan mulai populer kembali pada tahun 2013.

Penggunaan iket bagi pria akil balik pada masa lalu menjadi keharusan karena dipercaya melindungi mereka dari roh-roh jahat.

Selain iket difungsikan untuk wadah /pembungkus, selimut, bantalan untuk mengangkut beban di kepala dsb.

Saat ini iket lebih diperuntukkan sebagai aksesoris dan upaya melestarikan budaya.

Di masyarakat Sunda, tutup kepala yang dibuat dari kain dikenal dengan sebutan iket, totopong, atau udeng, semuanya adalah pelindung kepala yang berfungsi sebagai kelengkapan berbusana.

Di samping itu ada pula dudukuy yaitu tutup kepala yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan seperti bambu, kayu dan daun yang hanya berfungsi sebagai pelindung kepala dari panas dan hujan.

Pada zaman dahulu iket juga mencerminkan kelas dalam masyarakat, hingga tampak jelas perbedaan kedudukan seseorang (pria) dalam kehidupan sehari-hari.

Di samping itu iket Sunda juga sebagai bagian dari kelengkapan berbusana yang digunakan juga untuk memenuhi kebutuhan budaya yang dikaitkan dengan nilai budaya, adat istiadat serta pandangan hidup masyarakat.

Bahan dari https://www.bandung.go.id/dashboard-sub-etalase/42/tempat-wisata-di-kota-bandung

https://id.wikipedia.org/wiki/Iket

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *