Gedung Bank Indonesia, Sekarang Ada Museumnya

SALAH satu bangunan bersejarah di Kota Bandung adalah  Gedung Bank Indonesia yang menjadi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI (Jawa Barat dan Banten). Gedung ini berada  di ujung Jalan Braga arah Jalan Wastukancana. Persis berhadap-hadapan dengan Taman Balai Kota.

Menurut laman disparbud.jabarprov.go.id, Gedung Bank Indonesia ini dahulu  merupakan kantor cabang De Javasche Bank (DJB) ke-15. Pembangunannya memakan waktu tiga tahun antara 1915 dan 1918.

Gedung bergaya arsitektur Neo Klasik (Electicism) ini diarsiteki oleh arsitek Hulswit, Fermont dan Ed. Cuypers. Ciri khasnya adalah memiliki keindahan dengan menara yang tinggi sehingga  mudah terlihat dari jarak jauh.

Gedung Bank Indoensia dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai tindakan antisipasi meluasnya dampak Perang Boer (1899-1902) di Afrika Selatan.  Perang Boer merupakan peperangan antara Imperium Britania dan  2 republik Boer merdeka, yakni Negara Bebas Oranje dan Republik Transvaal, antara abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Gedung Bank Indonesia Jadi Cagar Budaya

Gedung Bank Indonesia sekarang telah menjadi  Cagar Budaya dan Memorabilia Bank Indonesia.  Perubahan status heritage pada gedung itu berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung No.19 lampiran No.18 tanggal 7 Agustus 2009.

“Kami bersemangat, apalagi nantinya gedung ini bukan lagi sekadar warisan, tapi juga museum. Saat ini dengan koleksi yang ada, masih kami sebut semi museum,” ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI, Dian Ediana Rae, sebelum meresmikan Cagar Budaya dan Memorabilia Bank Indonesia di kantornya, seperti dikutip dari Kompas.com,  Senin (26/5/2014).

Di gedung yang dibiarkan tetap utuh  itu kini telah dilengkapi museum. Namun belum bisa dikunjungi secara umum karena gedung itu masih digunakan untuk  aktivitas karyawan BI.

Jika ada yang ingin berkunjung ke sana, pengunjung harus meminta izin dulu pada pengelola Gedung Bank Indonesia.

“Untuk sementara harus buat janji dulu, tidak bisa dengan kunjungan langsung. Beberapa turis dari Belanda dan Jepang sudah lebih dulu bikin janji untuk minta melakukan kunjungan,” katanya seperti dikutip dari Kompas.com. *