Tentang Bandung dari Zaman Dulu Bisa Dibaca di Buku Ini

Buku Bandung Purba yang mengisahkan Bandung pada zaman purba. | Foto serbabandung.com

Bila ingin tahu tentang Bandung sebaiknya baca beberapa buku yang akan dijelaskan di bawah. Buku-buku tersebut merupakan tulisan dari beberapa pakar di bidangnya yang sengaja mengulas tentang Bandung.

Buku tentang Bandung yang pertama adalah buku “Bandung Purba”. Buku ini sangat dianjurkan untuk dibaca bagi yang ingin mengetahui sejarah purba Bandung dari zaman ke zaman. Pembaca satu di antaranya disuguhi terbentuknya batu kapur di Cipatat. Bukit-bukit kapur menjulang termasuk stone garden dulunya adalah laut dangkal.

Catatan perjalanan T. Bachtiar dan Dewi Syafriani ini juga mengulas bahwa Bandung dulunya adalah sebuah danau yang luas sekali. Danau tersebut dikelilingi oleh pegunungan yang jejaknya sampai sekarang masih ada seperti Gunung Tangkubanparahu, Burangrang, Papandayan, dan lain-lain.

Buku Bandung Purba yang mengisahkan Bandung pada zaman purba. | Foto serbabandung.com

Bagi yang ingin berwisata bumi di kawasan Bandung, sebaiknya memang membaca buku ini. Dalam buku ini banyak pesan yang sengaja disampaikan untuk tetap menjaga peninggalan bersejarah ini.

Kalau yang ingin tahu tentang Bandung pada zaman Belanda ada buku “Wajah Bandoeng Tempo Doloe”. Buku yang disusun oleh Haryoto Kunto ini sempat jarang diperoleh. Namun buku yang pertama kali diterbitkan Granesia Bandung ini telah dicetak ulang dan sudah dijual di toko-toko buku.

Buku “Wajah Bandoeng Tempo Doloe” sering menjadi referensi para pengamat dan penulis. Dalam buku ini dilukiskan Bandung tradisional lengkap dengan foto-foto zaman dahulu.

Buku tentang Bandung lainnya adalah “Semerbak Bunga Di Bandung Raya”. Buku ini merupakan karya Haryoto Kunto lainnya. Penerbitnya adalah Granesia Bandung. Buku ini dicetak pertama kali pada April 1986.

“Balai Agung di Kota Bandung” masih karya Haryoto Kunto juga patut dibaca bagi ingin mengetahui sejarah Bandung. Buku ini merupakan upaya inventarisir dan pendokumentasian bangunan lama yang tersebar di Kota Bandung. Akhir-akhir ini banyak bangunan yang harusnya masuk cagarbudaya tetapi beralih fungsi menjadi pusat bisnis. *

Buku Tentang Bandung Lainnya

  • Ramadhan di Priangan, Haryoto Kunto, Penerbit Granesia Bandung, cetakan pertama 1996, 114 hlm
  • Seabad Hotel Grand Preanger, Haryoto Kunto, Penerbit Aerowisata, 2000, 116 hlm
  • Peristiwa Setahoen Bandoeng, Samaoen Bakry, Penerbit Harian Badan Pembina Cops (BPC) Siliwangi Pusat, cetakan kedua 1996, 107 hlm
  • Ciri Perancangan Kota Bandung, Djefry W. Dana, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, cetakan pertama 1990, 143 hlm
  • Braga Jantung Paris van Java, Ridwan Hutagalung & Taufanny Nugraha, Penerbit Ka Bandung, cetakan pertama Oktober 2008, 168 hlm
  • Bandung Awal Revolusi, John R.W. Smail, Penerbit Ka Bandung, cetakan pertama Mei 2011, 210 hlm
  • Bandung Lautan Api, Djajusman, Penerbit Angkasa Bandung, cetakan kesepuluh 1975, 94 hlm
  • Bandung Digambar Euy, M. Ichsan H., dkk., Penerbit Art Paper Publishing House, cetakan pertama 2006, 32 hlm
  • Bandung Citra Sebuah Kota, Robert P.G.A Voskuil, dkk., Penerjemah Myra P. Gunawan, dkk., Penerbit Departemen Planologi ITB, 2007, 271 hlm
  • Bandung Purba, Panduan Wisata Bumi, Catatan Perjalanan T. Bachtiar dan Dewi Syafriani, Masyarakat Geografi Indonesia, 2016

1 Response

  1. 23/04/2017

    […] dalam catatan perjalanan T. Bachtiar dan Dewi Syafriani dalam buku “Bandung Purba Panduan Wisata Bumi” menyebut bahwa Sanghyang Tikoro bukan yang membendung dan tempat bobolnya danau purba. Di […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *