KAMIS (28/2/2019), di Jalan Asia Afrika dini hari memang tidak seramai ketika siang hingga sore hari. Namun saat itu beberapa kelompok membentuk saling berfoto di spot-spot yang biasa dipilih para pelancong untuk berfoto ria. Beberapa di antaranya adalah halaman depan Gedung Merdeka, trotoar samping kantor PLN, dan jembatan penyebrangan orang yang di dinding terdapat kutipan MAW Brouwer dan Pidi Baiq.
Di trotoar samping kantor PLN yang muralnya kembali berubah menjadi paling favorit. Seperti mural yang lama mengajak pelancong keliling Asia, tema yang baru pun kira-kira begitu. Beberapa nengara bersama ikonnya dimunculkan, seperti India, Jepang, Korea, dan beberapa negara lainnya di Asia.
Mural kali ini pun penuh warna. Tulisan ajakan untuk berfoto di sana pun tampak menonjol. Tulisannya begini, “Popotoan deui wae, mending. #bikinjadinyata ka nu aslina kuy!” Di atas tulisan tersebut terdpat logo masakapai penerbangan Internasional AirAsia. Warna merah mendominasi mural yang pada malam hari terlihat warna-warni oleh lampu dan warna mecolok.
Berbeda ketika Asia Afrika dini hari, kalau siang, tempat itu biasanya penuh oleh pelancong yang ingin berfoto. Sekaligus juga tempat itu menjadi tempat wisata baru berfoto bersama orang berkostum hantu atau cosplay. Orang-orang menyebutnya wisata berfoto bersama hantu. Para hantu-hantu itu tidak memasang tarif namun pengunjung yang telah berfoto diminta kerelaanya untuk memasukkan uang berapa pun ke dalam kencleng.
Di seberang mural tersebut, di kursi-kursi yang ada di trotoar di sepanjang Jalan Asia Afrika, beberapa di antaranya terisi beberapa lelaki. Mereka mengobrol seputar kedaan sosial yang terjadi di negeri ini. Mereka tak menghiraukan orang-orang yang berjalan di depan mereka.
Berselfie di Jalan Asia Afrika Dini Hari
Di dinding jembatan penyebrangan dekat Jalan Cikapundung Barat yang ada tulisan, “Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum” menjadi daya tarik tersendiri bagi pelancong. Kata-kata tersebut merupakan ucapan dari Martinus Antonius Weselinus (M.A.W) Brouwer. Dini hari itu pun sesekali pelancong berfoto di dinding itu.
Di seberangnya di dinding penyangga lainnya ada tulisan menarik, bunyinya begini “Dan Bandung bagiku bukan cuma masalah geografis, lebih jauh dari itu melibatkan perasaan, yang bersamaku ketika sunyi”.
Kutipan tersebut diambil dari ucapan seniman Bandung Pidi Baiq. Dia lahir di Bandung pada 8 Agustus 1972. Terkenal sebagai seniman multitalenta. Dia adalah penulis novel dan buku, dosen, ilustrator, komikus, musisi, dan pencipta lagu. Namanya mulai dikenal melalui grup band The Panas Dalam yang didirikan pada 1995. Adapun novelnya berjudul Dilan 1990 dan 1991 difilmkan dan mendapat sambutan positif.
Di Taman Alun-alun pun masih terlihat orang menikmati udara malam Kota Bandung. Terutama di selter bus. Mereka duduk dan mengobrol satu sama lain. Di seberangnya, di halaman Gedung Asuransi Jiwas Raya, beberapa kursi yang terpasang di sana diisi beberapa orang yang hendak menikmati malam itu.
Begitulan Jalan Asia Afrika dini hari, masih saja banyak dikunjungi oleh pelancong. Mau coba jalan-jalan ke Jalan Asia Afrika dini hari?