Pengolahan Sampah, Pemkot Bandung Canangkan Program Kang Pisman

PROGRAM pengolahan sampah yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung adalah Kang Pisman. Kang Pisman adalah singkatan dari kurangi pisahkan manfaatkan. Program pengolahan sampah ini untuk mengubah mindset warga agar sebelum membuang sampah memisahkan sampah-sampah yang masih bermanfaat dan tidak.

Kang Pisman terus disosialisasikan. Sejauh ini sudah ada lebih dari 3.000 orang yang mendapatkan materi sosialisasi tentang Kang Pisman. Sebanyak 1.363 orang teregistrasi di WA Center Kang Pisman.

“Pemkot Bandung di bawah kepemimpinan Mang Oded dan Kang Yana akan terus menyosialisasikan Gerakan Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, Manfaatkan) dalam pengolahan sampah. Sesungguhnya yang harus dibentuk itu budayanya. Ada output outcome benefit yang tidak ternilai ketika sudah terbentuk budaya masyarakat terhadap lingkungannya,” kata Oded dalam laman Humas Pemkot Bandung.

Kang Pisman pun dicanangkan di lingkungan dunia pendidikan. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 28 Kota Bandung mencanangkan pelaksanaan program pengolahan sampah tersebut.

Pencanangan ditandai dengan pembacaan iklar oleh seluruh siswa SMP Negeri 28, Senin (10/12/2018). Kegiatan ini dihadiri oleh Wali Kota Bandung, Oded M. Danial.

Tong sampah yang dipasang Pemkot Bandung di jalan protokol, seperti di Jalan Asia Afrika, Bandung. | Foto serbabandung

Pengolahan Sampah Dicanangkan di Sekolah

Ikrar yang dibacakan para siswa berisi empat poin. Pertama, mengakui program Kang Pisman membawa perubahan baik terhadap lingkungan. Kedua, melakukan zero waste dengan membawa tempat makan, minum, dan lap setiap hari. Ketiga, memilah sampah sesuai dan memanfaatkan di bank sampah. Keempat, turut berpartisipasi aktif menciptakan kenyamanan lingkungan.

Wali Kota Bandung, Oded M. Danial sangat mengapresiasi hal tersebut. Ia berharap, gerakan ini tak hanya berlangsung selama siswa berada di sekolah tetapi juga saat berada di rumah dan lingkungan tempat tinggalnya.

“Dengan diresmikannya program Kangpisman ini, sampah yang berada sekitar kita bisa menjadi manfaat dan bernilai ekonomi,” tutur Oded.

Di hadapan para siswa, Oded menjelaskan, Kang Pisman kepanjangan dari Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan. Pertama, kurangi sampah mulai dari sumbernya, yaitu baik itu di rumah atau sekolah. Kedua, pisahkan sampah kering atau basah (organik/anorganik). Terakhir manfaatkan sampah menjadi barang yang terpakai ataupun memiliki nilai ekonomi.

“Murid sekolah harus rajin pisahkan sampah dan dapat memanfaatkannya. Sehingga sampah bisa berkurang dari sumbernya,” katanya.

Mulai dari sekarang, lanjutnya, mindset masyarakat harus diubah. “Sampah itu sebagai sahabat yang bisa dimanfaatkan dan memiliki daya ekonomi,” lanjutnya.

Kepala SMP Negeri 28 Bandung, Nunung Kuraesin mengaku, sekolahnya telah melakukan gerakan kebersihan sebelum pencanangan Kang Pisman.

“Sekitar Agustus kita sudah giat memprogramkan kebersihan, baik itu bebersih sampai bank sampahnya pun kita miliki. Kita biasakan siswa membawa tempat makanan dan tumbler. Ini agar pola pikir mereka lebih cerdas dan mengetahui manfaatnya,” paparnya.

Setelah pencanangan program Kang Pisman, ia berharap kesadaran siswa mengenai kebersihan semakin meningkat. Selain itu, mampu memilah dan memilih sampah dari sumbernya.

Sumber humas.bandung.go.id

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *