WARGA Bandung siap-siap untuk menyambut pergelaran kolasal Bandung International Art Festival (BIAF) 2018. Pergelaran tari ini bakal berlangsung pada 27-29 Juli di tiga tempat berbeda di Kota Bandung.
Yang pertama adalah Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan Bandung (YPK), Jalan Naripan. Gedung yang lokasinya tak jauh dari Jalan Braga ini bakal menggelar rangkaian Bandung International Art Festival (BIAF) pada 27 Juli.
Tempat kedua di Cikapundung Riverspot, Jalan Ir. Soekarno. Taman yang sering menjadi tempat nongkrong warga Bandung ini kebagian menggelar pada 28 Juli.
Selanjutnya di Car Free Day (CFD) Dago dan Batu Templek Cimenyan. Bandung International Art Festival (BIAF) akan berlangsung di dua tempat itu pada 29 Juli. Pada gelaran Bandung International Art Festival 2017, Batu Templek pun menjadi tempat pergelaran tersebut.
Untuk tahun ini sebanyak 2.500 penari dari 10 negara bakal memeriahkan Bandung International Art Festival (BIAF). Penari dari 10 negara yang bakal berpartisipasi 9 di antaranya berasal dari Jerman, Belanda, Italia, Maroko, India, Malaysia, Jepang, Rusia, dan Australia.
Festival yang telah berlangsung pada tahun lalu ini pun bakal diramaikan peserta dari Samarinda, Bogor, Kabupaten Bandung, Kota Makassar, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali.
Kepala Seksi Pengembangan Produk Budaya dan Kesenian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Titin Kuswiatin mengatakan jumlah penari penari tahun ini bakal melebihi jumlah penari pada 2017 yang berjumlah 1.700 orang.
Bandung International Art Festival Usung Seni Alam Doa
BIAF tahun ini mengusung tema “Seni Alam Doa”. Tema tersebut diusung karena pada 2018 semua konsep kesenian yang digelar berkaitan dengan kondisi lingkungan alam sekitar.
“Jadi tahun ini tidak menggunakan panggung megah dan mewah. Hampir semua kegiatan bernuansa alam,” jelas Titin saat acara Bandung Menjawab, di Taman Sejarah Kota Bandung, Kamis (19/7/2018).
“Nantinya mereka akan menari bersamaan di CFD Dago dengan tarian Sunda Jaipongan diiringi lagu Daun Pulus Keser Bojong, ciptaan Gugum Gumbira,” lanjutnya.
Dalam laman Bandung.go.id, BIAF disebutkan merupakan festival yang mempunyai spirit seni untuk semua kalangan. Kegiatan ini berusaha merangkul lebih banyak kalangan dan seniman dari berbagai latar belakang seni. Kegiatan menjadi lebih menarik bagi para seniman karena memiliki tempat yang sangat spesifik dan bersanding dengan kearifan lokal.