SALAH satu gedung peninggalan zaman Belanda di Jalan Braga adalah Gedung LKBN Antara. Gedung ini tepat berada di persimpangan Jalan Braga dan Jalan Naripan. Sekarang gedung tersebut ditempati LKBN Antara Biro Jawa Barat.
Adapun di lantai dasarnya penggunaannya sering berubah, pernah dipakai untuk butik, dan pernah juga menjadi Rumah makan Braga Jaya. Namun sekarang di lantai tersebut tidak digunakan. Di jendalanya terdapat coretan-coretan menggunakan cat.
Gedung LKBN Antara Karya AF Aalbers
Gedung buah karya arsitek AF Aalbers ini dibangun pada 1936. Pria kelahiran Rotterdam, Belanda, pada 13 Desember 1897 ini juga yang mengarsiteki gedung Bank DENIS (sekarang Bank Jabar Banten) yang dibangun pada 1936, serta Hotel Savoy Homann yang dibangun pada 1940.
AF Aalbers menampilkan gaya arsitektur bangunan yang khas, yaitu dibangun dengan pola garis-garis dan sudut yang melingkar serta sebagai penanda atau penunjuk bangunan. AF. Aalbers juga menambahkan menara pada bangunan rancangannya.
Termasuk gedung LKBN Antara, gedung-gedung tersebut merupakan gedung yang harus dilindungi seperti tercantum dalam Perda no 19/2009. Disebutkan dalam Perda tersebut Bangunan Cagar Budaya adalah bangunan buatan manusia, berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya atau sisa-sisanya.
Perda itu juga memperhitungkan usia gedung yang berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, atau mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
LKBN Antara yang menempati gedung tersebut adalah kantor berita milik pemerintah. LKBN Antara mendapat tugas dari pemerintah untuk meliput dan menyebarluaskannya secara cepat, akurat, dan penting sebuah peristiwa ke seluruh Indonesia dan dunia. Sebelum ditempati LKBN Antara, gedung ini berfungsi sebagai Bala Keselamatan.
Pada sekitar 1970-an atau 1980-an, seorang seniman sering mangkal di antara Gedung LKBN Antara dan Kasoem Optikal. Seniman yang dikenal dengan nama Braga Stone ini pandai memainkan lagu-lagu barat dengan memakai alat musik tradisional Sunda yakni kecapi. Dia pernah tampil dalam JakJazz sekitar tahun 1990-an. Pria tunanetra ini bernama asli Supeno. Dia kelahiran Medan, Sumatera Utara. (*)