Pelayan masih melayani pelanggan yang datang ke toko topinya di Jalan Mahmud, Desa Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Kamis (19/3/2020) sore. Sore itu hujan masih mengguyur kawasan tersebut. Di kawasan ini, selain toko banyak industri rumahan yang memperkejakan perajin topi.
Toko Topi Gelar itu sebentar lagi akan ditutup pemiliknya. Saat itu memang jam menunjukkan pukul 16.30 dan biasanya toko itu tutup pukul 17.00.
Di dalam toko, seorang pelayan sedang membereskan topi-topi yang dibungkus plastik dan disimpan di lantai. Sebagian besar topi lainnya disimpan di etalase bertingkat yang menyender ke dinding toko.
Perempuan yang duduk di kursi tampak telaten menghitung kembalian untuk pelanggan yang membeli aksesori topi di sana.
Menurutnya, hari itu, tak banyak pembeli yang datang. Dia mengaku baru kedatangan pelangan pukul 16.00. Kalau dihitung, katanya, ada tiga orang.
Biasanya, menurutnya, pelanggan yang datang ke tokonya bisa mencapai 10 orang per hari.
“Sepi hari ini mah. Mungkin gara-gara ada virus korona. Kan, ada imbauan dari pemerintah, orang-orang enggak boleh keluar rumah,” kata perempuan yang bernama Rani.
Menurut Rani adanya virus korona yang terganggu pemasarannya saja. Unuk produksi, kata Rani, tetap jalan untuk menyelesaikan pesanan.
Rani merasa sudah semingguan pengunjungnya menurun drastis. Meski, katanya, tetap ada, tapi hanya beberapa orang.
“Seperti sekarang, dari pagi-pagi baru datang tiga orang. Biasanya 10 orang. Sudah segitu saja. Kami sudah alhamdulillah,” katanya.
Perajin Topi Jual Topi Harganya Bervariasi
Rani menjual topi-topinya di atas Rp 7.000. Paling mahal pasarannya Rp 30 ribu. Itu untuk produk lokal. Kalau topi impor, Rani bisa menjual Rp 50 ribu per topi.
“Topinya impor dari Cina. Kalau dari Eropa kami tidak sanggup menyediakannya karena harganya mahal,” kata Rani. “Untuk impor sudah close. Kami stok topi impor dua bulan sebelumnya. Sebelum ada isu korona.”
Topi yang disediakan Rani mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Bahkan, katanya, ada untuk anak yang berusia satu tahun. “Topinya untuk anak sekolahan. Untuk umum ada semua,” kata Rani.
Rani juga melayani topi pesanan seperti untuk topi partai. Harganya tergantung budget pemesan. Menurut Rani harga topi pesanan belum tentu lebih murah dari topi ready stock.
“Kadang harganya lebih bisa dua kali lipat lebih mahal,” katanya. “Kalau pesanan tergantung bahan, tergantung jumlah, dan desain.”
Artikel ini telah dimuat di Tribun Jabar.