Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat

SELAIN tugu Bandung Lautan Api di Lapangan Tegallega, di Kota Bandung juga berdiri Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat untuk mengingat jasa pahlawan yang telah memberikan pengorbanan dalam mempertahankan jengkal demi jengkal tanah tumah darah.

Monumen Perjuangan, orang Bandung menyebutnya Monju, terletak di Jalan Dipati Ukur No. 48. Berdiri di atas tanah seluas ± 72.040 m² dan luas bangunan ± 2.143 m². Model bangunannya berbentuk bambu runcing yang dipadukan dengan gaya arsitektur modern.

Momumen Perjuangan. | Foto serbabandung.com

Bangunannya sejajar dengan Gedung Sate yang berada di Jalan Dioponegoro. Monumen Perjuangan terpisah taman Jalan Japati, Jalan Surapati,  Lapangan Gasibu, dan Jalan Diponegoro. Gedung Sate akan terlihat jika berada di Monumen Perjuangan  karena posisinya berada di atas gedung pemerintahan Provinisi Jawa Barat itu. Jaraknya juga tidak terlalu jauh.

Di dinding sisi monumen itu terdapat  relief yang menceritakan sejarah perjuangan rakyat Jawa Barat. Perjuangan rakyat Jawa Barat digambarkan  mulai dari masa kerajaan, masa pergerakan, dan masa kemerdekaan. Tak lupa juga saat bangsa ini mempertahankan kemerdekaan dari  Belanda, Inggris dan Jepang.

Di bagian dinding lainnya terdapat prasasti yang bertuliskan naskah Bahasa Sunda yang ditulis Saini KM. Saini KM adalah seniman asli Jawa Barat yang lahir di Sumedang.

Naskah tersebut adalah sebagai berikut:

Lemah beunghar ku berkah, langit pinuh ku rahmat
Nya milik hidep: Warisan ti para karuhun
Nu ngaraksa ku gawe, nu rumawat ku du’a
Nagri nu dihariringkeun dina daun awi
Tempat imut bareukah tur sewu kagumbiraan
Ear kawas cai walungan dina sela-sela batu
Nya pusaka anjeun: Watesna tegal Si Awat-awat
Nonoman, kiwari nya giliran anjeun
Nu kasinugrahan wawangi sajarah
Bray tandang bari paheuyeuk-heuyeuk leungeun
Kalawan rido Mantena diunggal lengkah
Impian demi impian bakal ngajirim
Beberkeun bandera pikeun sagala topan
Sabab nya taktak aranjeun pisan
Nu bakal nyangga gelaring pajar
Pikeun langit anyar, pikeun jaman nu akbar.

Monumen Perjuangan Dirancang Arsitek Bandung Slamet Wirasonjaya

Dalam brosur disebutkan monumen tersebut diambil dalam lima bentuk yang menjadi satu kesatuan harmonis. Wujud monumen melambangkan salah satu orang Jawa Barat yang luwes, ramah tamah (darehdeh, someah) terbuka tidak tertutup.

Monumen ini  dirancang oleh arsitek Bandung Slamet Wirasonjaya dan perupa Sunaryo, pembangunannya dimulai pada 1991 secara bertahap dan selesai tahun 1995.  Monumen diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat, R. Nuriana pada 23 Agustus 1995.  Sejak April 2010 dikelola oleh Balai Pengelolaan Kepurbakalaan, Sejarah dan Nilai  Tradisional (BPKSNT), Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat.

Setiap Minggu halaman Monju ramai oleh para pedagang kaki lima (PKL). Banyaknya PKL tersebut bak pasar kaget. Pedagang menjajakan berbagai dagangan seperti  kuliner, pakaian, peralatam dapur dan lain-lain. Setiap minggu pembeli dan orang yang baru berolahraga di Gasibu berbaur di sini.*