Kerupuk Mie Kuning Khas Cimaung Lezat Dimakan Dicocolkan ke Sambal

Warga sedang mengemas kerupuk mie yang sudah disangrai.

KERUPUK mie kuning khas Cimaung, Kabupaten Bandung, semakin dicari.

Pabrik kerupuk mie kuning ini banyak terdapat di Rancasalak, Desa Cimaung, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung.

Di sana terdapat pabrik kerupuk mentahan yang memasok penjual kerupuk sangrai di kawasan Cimaung.

Kerupuk mei kuning atau sering disebut kerupuk ojay sudah menjadi kuliner khas di Cimaung.

Di sepanjang jalan Banjaran-Pangalengan banyak jongko atau warung yang menjual kerupuk ini.

Pembeli kerupuk ini adalah para wisatawan yang hendak ke Pangalengan atau pulang dari sana.

Kerupuk Mie Kuning Sangrai

Kerupuk yang dijual adalah kerupuk yang sudah matang. Matangnya bukan digoreng, tetapi disangrai menggunakan pasir di wajan berukuran besar.

Kerupuk mie biasanya booming saat Ramadan. Biasanya kerupuk ini disajikan untuk buka dengan cocolan sambal. Rasanya gurih dan renyah.

Kerupuk yang dijual di Rancasalak, ada dua jenis, yakni kerupuk super dan kerupuk biasa.

Perbedaan antara yang super dan yang biasa adalah, kerupuk super, dalam pengolahnnya langsung dijemur.

Adapun yang biasa, kerupuknya dijemur mengalami penundaan yang disebabkan karena cuaca atau pencetakan kerupuknya dilakukan pada sore hari.

Harganya pun berbeda, kalau yang super harganya Rp 72.000 per bal (5 kg) dan yang biasa harganya 68 ribu.

Untuk mengawetkan kerupuk buatan tidak menggunakan bahan pengawet kimia. Melainkan, menggunakan garam.

Selain garam untuk pengawet, kerupuk ini terbuat dari tepung tapioka, pewarna makanan, dan air secukupnya. Semua bahan itu kemudian dicampur. Diuleni dan disimpan semalam.

Bahan tepung untuk bahan kerupuk ini asli Lampung.

Kerupuk ini berwarna kuning karena khasnya dari dulu warna kuning.

Pembuat kerupuk ini pernah mengubah warna menjadi warna telur dan kemerah-rahan. Namun, konsumen tetap memilih kerupuk mie yang berwarna kuning.

Di Rancasalak ada sekitar 11 rumah produksi pengolah kerupuk mie ojay. Kerupuk yang sudah disangrai itu oleh pemiliknya diberi merek bermacam-macam.

“Kami memasok kerupuk mentahan ke Pangelengan, Ciwidey, dan Banjaran. Kalau pembuat kerupuk sangrai di sini semuanya ngambil mentahannya di sini,” kata pemilik pabrik mie ojay, Maulana Syarif (45) di pabrik miliknya, Selasa (2/6/2020).

1 Response

  1. Dewi says:

    apa bisa minta nomor telp yg bisa dihubungi?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *