Gedung Sate, Gedung Buatan Belanda Ikon Jawan Barat

Gedung Sate

Gedung Sate merupakan  kebanggaan warga Jawa Barat. Kantor pemerintahan ini dibangun pada zaman Belanda dan merupakan .karya arsitek Ir. J.Gerber dan kelompoknya. Serta masukan  dari maestro arsitek Belanda Dr.Hendrik Petrus Berlage. Gedung Sate berdiri dengan   bernuansakan wajah arsitektur tradisional Nusantara.

Disebutkan dalam laman  disparbud.jabarprov.go.id  gedung ini dipengaruhi ornamen Hindu dan Islam.  Menurut laman tersebut pada dinding fasad depan terdapat ornamen berciri tradisional, seperti bangunan candi Hindu, sedangkan di tengah-tengah bangunan induk gedung ini, terdapat menara dengan atap susun (tumpang) seperti Meru di Bali atau atap Pagoda.

Bentuk bangunan ini menjadi unik bentuknya sebagai perpaduan gaya arsitektur timur dan barat. Gaya seni bangunan yang memadukan langgam arsitektur tradisional Indonesia dengan kemahiran teknik konstruksi barat disebut Indo-Eropeesche architectuur Stijl (gaya arsitektur Indo-Eropa).

Pada puncak gedung ini terdapat enam tusuk sate yang menyimbulkan enam juta Gulden yang dihabiskan sebagai biaya pembangunannya.  Ornamen inilah yang membuat gedung ini menjadi terkenal.

Menurut Cor Pashier dan Jan Wittenberg dua arsitek Belanda,  “langgam arsitektur Gedung Sate adalah gaya hasil eksperimen sang arsitek yang mengarah pada bentuk gaya arsitektur Indo-Eropa.” Pernyataan mereka ini dikutip wikipedia.

Gedung Sate

D. Ruhl dalam bukunya Bandoeng en haar Hoogvlakte 1952, juga menyebut Gedung Sateadalah bangunan terindah di Indonesia.

Bahkan seperti dikutip wikipedia,  Ir. H.P.Berlage, sewaktu kunjungan ke Gedung Sate April 1923, menyatakan, “Gedung Sate adalah suatu karya arsitektur besar, yang berhasil memadukan langgam timur dan barat secara harmonis”.

Gedung Sate Jadi Kantor Pemprov Jabar

Gedung Sate mulai digunakan sebagai kantor pemerintahan provinsi Jawa Barat pada 1980. Pindah dari Gedung Kerta Mukti di Jalan Braga. Saat itu yang menjadi gubernurnya adalah Aang Kunaefi.

Gubernur Jabar sekarang adalah Ridwan Kamil. Ridwan Kamil bekerja di Lantai II. Di lantai ini juga Wakil Gubernur Jawa Barat berkantor.

Di bagian timur dan barat terdapat dua ruang besar yang mirip  ruang dansa (ball room) yang sering terdapat pada bangunan masyarakat Eropa.

Orang Gedung Sate menyebutnya gedung aula barat dan aula timur. Biasanya dipergunakan untun acara resmi gubernur.

Di sekeliling kedua aula terdapat ruangan-ruangan yang ditempati beberapa Biro dengan Stafnya. Lantai paling atas terdapat menara gedung. Untuk menuju ke sana harus menggunakan lift atau  tangga kayu. Dari sana bisa terlihat Lapangan Gasibu, dan Monumen Perjuangan

Di menara gedung terdapat ciri khas tusuk sate pada menara sentralnya. Bila dihitung ornamen berbenruk jambu air ini jumlahnya ada enam. Jumlah tersebut konon simbol modal awal pembangunan pusat pemerintahan sebesar 6 juta gulden. Dengan modal awal itu, dapat terselesaikan bangunan utama gedung ini, Kantor Pusat Pos Telegraf dan Telepon (PTT), Laboratorium dan, Museum Geologi serta Dinas Tenaga Air dan Listrik.

Gedung ini  berdiri di atas lahan seluas 27.990,859 m², luas bangunan 10.877,734 m² terdiri dari Basement 3.039,264 m², Lantai I 4.062,553 m², teras lantai I 212,976 m², Lantai II 3.023,796 m², teras lantai II 212.976 m², menara 121 m² dan teras menara 205,169 m².

Pada 1977 gedung baru dibangun dekat Gedung Sate oleh Ir. Sudibyo. Gedung ini. arsitekturnya sedikit mengambil gaya arsitektur gedung ini. *

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *