Toko Kopi Javaco di Jalan Kebonjati yang Bertahan 87 Tahun

Mesin penggiling kopi di Toko Javaco Jalan Kebonjati Bandung | Foto serbabandung.com

HERMANTO mempersilakan pembeli memilih kopi apa yang akan dibeli. Pemilik Toko Kopi Javaco ini menunjukkan kopi yang dijual di etalase toko. Ada kopi robusta, tiptop, melange, dan arabika. “Silakan kalau yang ini rada asam,” katanya sambil menunjuk tulisan jenis kopi.

Menurut Hermanto kopinya ini bukan diracik di toko ini. Dia menyebut sebuah pabrik kopi di Jalan Sudirman. Dia juga menyebut nama sebuah restoran. “Di belakang restoran Phoenix,” kata Hermanto di tokonya, Senin (13/4/2014).

Toko ini sudah lama berdiri dan sudah bertahan 87 tahun. Tepatnya toko ini sudah berdiri pada 1928. Bangunannya termasuk bergaya lama. Bercat putih dengan kombinasi hijau di jendela dan kusennya. Pintu besi siap menutup jika toko itu tidak sedang berjualan.

Lokasinya di Jalan Kebonjati tidak jauh dari perempatan Jalan Gardujati, Pasirkaliki. Toko ini juga bersebelahan denga eks Hotel Surabaya. Hanya terpisah oleh Jalan H Basar yang tidak terlalu besar. Tidak ada petunjuk dari luar gedung kalau toko itu adalah toko penjual kopi. Petunjuknya hanya yang telah disampaikan di atas jika tertarik ke sana.

Setelah masuk ke toko baru terlihat sebuah stiker berwarna cokelat  menempel di triplek berwarna putih yang memisahkan toko dengan ruangan dalam bertuliskan “Kopi Javaco”. Di bagian lain ruangan itu terdapat 5 mesin penggiling kopi. Di depan meja penggiling kopi itu terdapat Vespa antik berwarna biru.

Mesin penggiling kopi di Toko Javaco Jalan Kebonjati Bandung | Foto serbabandung.com

Pembeli tinggal menyebut kopi apa yang akan dibeli dan berapa banyaknya. Hermanto, cucu pemilik toko ini akan mengambilnya ke ruangan dalam. Kemudian balik lagi memberikan kopi yang dipesan, dan pembeli membayarnya.

Toko Kopi Javaco Menggunakan Kemasan Lama

Pembungkus kopi Javaco masih menggunakan kemasan lama. Kemasannya terbuat dari kertas yang biasa digunakan untuk membungkus buku oleh murid SD. Warnanya cokelat. Di bagian atasnya tertulis Rp. Di tengah-tengah terdapat gambar pabrik. Sedangkan di atasnya tertulis Javaco  dan di bawahnya tertulis Koffie. Besarnya tergantung, bisa seukuran seperempat atu saons.

Dikutip dari laman aleut.wordpress.com berjudul  Kopi Javaco pada 27 Desember 2014 disebutkan  Liem Kiem Gwan adalah pendiri kopi Javaco dan merupakan kakek Hermanto.

Dalam tulisan Ariono Wahyu yang tergabung dalam komunitas aleut menyebutkan Liem Kiem Gwan merantau dari Malang ke Bandung. Pada awalnya membuka usaha teh dan kopi, namun kemudian lebih fokus pada penjualan kopi saja.

Toko Kopi Javaco buka tiap hari kecuali Minggu, mulai pukul 09.00 hingga pukul 14.00. *

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *