Stasiun Radio Buatan Belanda Masih Berdiri di Dayeuhkolot

Stasiun Radio di Dayeuhkolot. Kabupate Bandung. | Foto serbabandung.com #serbabandung

DAYEUHKOLOT ikut berperan dalam pembacaan teks proklamasi pada 17 Agustus 1945. Dari sebuah stasiun radio  buatan Belanda untuk kali pertama proklamasi kemerdekaan disiarkan ke luar negeri.  Dari sini kabar itu menyebar melalui hubungan telegraph dan teleponi radio.

Tak hanya saat pembacaan proklamasi. Saat sebelum proses pembacaan pun  satsiun ini ikut berperan dalam persiapan pembacaan proklamasi, seperti pada 16 Agustus 1945, sehari sebelum pembacaan proklamasi. Stasiun ini mengabarkan bahwa pembacaan akan dilaksanakan pada 17 Agustus 1946 diteruskan  ke Bukittinggi, Sumatra Barat. Dalam pesan telegraph tersebut operator di  Bukittinggi agar bersiap-siap.

Stasiun Radio di Dayeuhkolot. Kabupate Bandung. | Foto serbabandung.com #serbabandung

Untuk keperluan pamancar radio ke luar negeri di Dayeuhkolot dibangun PLTU Dayeuhkolot (2×750 kw) pada  1920.  Pada 1940 dibongkar dan kemudian menjadi PLTD Dayeuhkolot (2×550 kw). Sekarang  bangunannya menjadi Gardu Induk (GI) Dayeuhkolot, gudang dan bengkel.

Dalam tulisan yang dimuat dalam “Majalah Listrik Indonesia – Hydropower Alternatif Energi Masa Depan” yang di-posting oleh akun “Bukukita.com” di Facebook, tak dijelaskan apakah listrik tersebut dialirkan ke Stasiun Radio di Dayeuhkolot atau ke Stasiun Radio di Gunung Puntang.

Stasiun bersejarah itu masih bisa terlihat di Jalan Radio Palasari, Dayeuhkolot. Bangunannya tak jauh dari Kampus Telkom Universty. Jika dari Jalan Palasari bangunan ini berada sebelum Kampus Telkom Universty. Bangunannya bercat putih kombinasi merah dan hitam.

Di depan gerbang bisa terlihat plang yang menunjukkan bangunan itu Stasiun Radio Dayeuhkolot. Ada plang petunjuk tertulis bahwa gedung itu PT Telkom Tbk.  Di halaman stasiun terdapat tihang bendera tempat bendera merah putih berkibar. Bangunan itu pernah menjadi “Bengkel Dayeuh Kolot” tempat mereparasi perangkat telekomunikasi tempo dulu.

Bila tertarik untuk sekadar melihat atau ingin tahu sejarahnya tinggal masuk ke Jalan Radio Palasari. Tepatnya dari Jalan Moh Toha. Stasiun Radio pun bisa ditempuh dari Jalan Bojongsoang lewat ke Kampus Telkom University kemudian menelusuri jalan yang lebarnya kira-kira 1 meter. Lewat jalan ini hanya bisa dilalui kendaraan beroda dua.

Pemancar Stasiun Radio Dayeuhkolot Tadinya Ada 13

Dalam laman achmadrizal.staff.telkomuniversity.ac.id di kawasan yang sekarang menjadi Kampus University berdiri 13 tower. Tower-tower terhubung dengan kabel besar. Lokasi tersebut dipilih karena daerahnya landai dan terbuka.  Tower-tower tersebut sudah hilang sejak 1995. Pembangunan tower-tower tersebut pada 1920-an.

Dalam blog mcatursaifudin.blogspot.co.id disebutkan masih ada dua tower yang berdiri di kawasan kampus dan satu lagi berdiri di dekat Stasiun Radio Dayeuhkolot. Tower tersebut disebutkan digunakan oleh PT Telkom dan operator telepon seluler. *

Sumber tulisan Stasiun Radio Dayeuhkolot ada yang diambil dari
http://achmadrizal.staff.telkomuniversity.ac.id/2013/04/15/stasiun-radio-malabar-dan-tower-it-telkom/ dan  http://mcatursaifudin.blogspot.co.id/2013/08/tentang-dayeuhkolot-part-1.html?m=1

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *