Sejarah Taman Maluku yang Panjang Mulai dari Zama Belanda

Taman Maluku

TAMAN Maluku adalah salah satu taman di Kota Bandung yang sudah ada sejak jaman penjajahan. Tadinya taman ini tanah kosong yang berada di Jalan Maluku. Berikut sejarah Taman Maluku.

Sejarah Taman Maluku dimulai pada pembangunannya yang dilaksanakan pada 1919 oleh pemerintah Hindia Belanda. Nama aslinya adalah Molluken Park.

Pada 1950-an, Molluken Park berubah nama menjadi Taman Maluku untuk menyesuaikan dengan pelarangan menggunakan Bahasa Belanda oleh Presiden I RI, Ir Soekarno.

Adapun sejarah Taman Malaku yang terkait dengan penaamaan adalah sebagai berikut. Taman ini memang berada di pertemuan Jalan Maluku dan Jalan Aceh. Selain itu taman ini juga berada di antara Ambon Straat (Jalan Ambon), Menado Straat (Jalan Menado), Celebes Straat (Jalan Sulawesi yang sekarang digabung dengan Jalan Ambon dan Jalan Saparua).

Di taman ini pohon-pohon besar yang rimbun mendominasi. Pepohonan yang tumbuh di sana antara lain pohon ki angsret (Spathodea campanulata) dan bungur (Lagerstroemia speciosa). Bau khas hutan tropis sangat terasa di sini. Deru kendaraan yang melewati kawasan ini tak menghilangkan kesan tengah berada di dalam hutan.

Taman Maluku di Jalan Maluku. | Foto serbabandung.com @serbabandung

Sejarah Taman Maluku Tak Terkait Patung Pastor

Taman Maluku termasuk salah satu taman di Kota Bandung yang masih asri meski berada di tengah kota. Dekat pusat perbelanjaan di Jalan LLRE Mardinata atau Jalan Riau, tempat berjejernya Factory Outlet, dan Jalan Merdeka tak membuat luntur kesan taman kota.

Di dalam taman ada jalan setapak terbuat dari paving blok. Di sisi-sisinya terdapat kursi bercat merah. Papan pengumuman anjuran membuang sampah di tempatnya berdampingan dengan plang pemberitahuan bahwa di sana ada fasilitas wifi gratis terpasang di beberapa tempat.

Kolam besar pun masih menghiasi taman itu. Jangan lupa patung perunggu Pastor H.O. Verbraak, S.J yang masih tegak berdiri. Verbraak adalah seorang imam tentara Hindia Belanda yang bertugas saat perang Aceh (1835-1907). Kisah-kisah seram mengenai keberadaan patung ini banyak beredar di internet. Dan, keberadaannya tidak ada sengkutnya dengan sejarah Taman Maluku.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *