Sejarah Kota Bandung, Mitosnya Berawal dari Kisah Sangkuriang

Display terbentuknya Bandung di Museum Sribaduga Bandung. | Foto serbabandung.com

Sejarah Kota Bandung banyak diulas berbagai buku, laman, dan blog yang beredar di dunia maya. Banyak menyebut Bandung adalah bekas danau purba yang mengering karena jebolnya Sanghyangtikoro di PLTA Saguling, Rajamandala Kulon, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.

Menurut mitos yang selalu menyertai catatan sejarah Kota Bandung adalah bagaimana Sangkuriang berhasil membendung Citarum untuk digunakan untuk berlayar dengan gadis pujaannya Dayang Sumbi yang tak lain ibunya. Perahu pun disediakan Sangkuriang sesuai pesanan Dayang Sumbi.

Sayang rencana Sangkuring gagal total membangun danau dana perahu dalam satu malam karena diakali oleh Dayang Sumbi yang membuat cahaya pagi buatan yang disambut kokok ayam. Sangkuriang marah dan menendang perahunya hingga terbentuklah Gunung Tangkubanparahu. Adapun danaunya membentuk danau yang maha luas yang kemudian disebut danau Bandung yang airnya mengalir ke Sanghyangtikoro hingga mengering.

Display terbentuknya Bandung di Museum Sribaduga Bandung. | Foto serbabandung.com

Namun dalam catatan perjalanan T. Bachtiar dan Dewi Syafriani dalam buku “Bandung Purba Panduan Wisata Bumi” menyebut bahwa Sanghyangtikoro bukan yang membendung dan bobolnya danau purba. Di halaman 209 hingga 217 diungkapkan bebarapa alasannya. Satu di antaranya soal ketinggian bibir goa dan danau tersebut.

Dalam literasi tentang Sejarah Kota Bandung, kota in mulai menjadi permukiman sejak 25 September 1810. Saat itu pemerintahan kolonial Hindia Belanda, melalui Gubernur Jenderalnya waktu itu Herman Willem Daendels, mengeluarkan surat keputusan tentang pembangunan sarana dan prasarana untuk kawasan ini. Tanggal ini kemudian dijadikan hari lahirnya Bandung.

Bandung Lautan Api Warnai Sejarah Kota Bandung

Di wikipedia disebutkan Kota Bandung secara resmi mendapat status gemeente (kota) dari Gubernur Jenderal J.B. van Heutsz pada tanggal 1 April 1906 dengan luas wilayah waktu itu sekitar 900 ha, dan bertambah menjadi 8.000 ha pada tahun 1949, sampai terakhir bertambah menjadi luas wilayah saat ini.

Setelah penetapan itu, kota Bandung mulai membangun fasilitas-fasilitas umum. Bangunan untuk pemerintahan terutama untuk kepentingann militer mulai didirikan. Termasuk tempat beribadah, sekolah, dan tentu saja tempat hiburan. Bandung kala itu menjadi tempat beristirahat para juragan perkebunan yang turun gunung.

Dalam catatan sejarah kota Bandung, kota ini tercatat menjadi penyelenggara Konferensi Asia Afrika. Konferensi yang menelurkan Dasasila Bandung sebagai kebangkitan negara-negara di Asia Afrika. Kota ini juga pernah menjadi lautan api dalam perang kemerdekaan. Peristiwa tersebut lebih terkenal dengan sebutan Bandung Lautan Api. *

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *