Ruang Pertemuan yang Bayak Digunakan di Bandung

Bandung Convention Center di Jalan Soekarno Hatta Bandung | Foto serbabandung.com

BANDUNG yang merupakan kota metropolitan memiliki convention hall representatif dan bahkan beberapa di antaranya bertaraf internasional. Bandung Convention Center (BCC) misalnya. Ruang pertemuan ini merupakan tempat meetings, incentives, conferences, and exhibitions (mice).

BCC berdiri di Jalan Soekarno Hatta No. 354. Lokasinya dekat dengan pintu Tol Pasirkoja, Moh. Toha, Kopo dan Buahbatu. Lokasi ini juga mudah dijangkau angkutan umum. BCC memang tak jauh dari Terminal Leuwipanjang. Dari Leuwipanjang bisa ditempuh dengan berjalan kaki, dan hanya lima menit saja.

Convention hall itu berdiri di lahan 7 hektare. Sedangkan luas gedung 72 x 24 m 1728 m2. Mampu menampung 2.500 orang jika berdiri.

Convention hall lainnya ada di Kampus Telkom University. Kampus di Dayeuhkolot memiliki convention hall untuk kegiatan di kampus tersebut.

Di Harris Hotel terdapat Convention Hall dan 8 ruang pertemuan yang kapasitas maksimumnya mencapai 4.000 orang. Setiap ruang pertemuan dilengkapi dengan LCD projector, akses internet WiFi gratis, VCD, DVD, TV, sistem video konversi, perekam kaset, slide projector, layar, dan yang lainnya.

Di BTC Fashion Mall Jalan Pasteur terdapat dua convention center, yakni Balarea Convention Center dan Blessing Room Convention Center.

Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) di Jalan Tamansari, Bandung, tidak jauh dari Kampus ITB dan kebonbinatang merupakan gedung serbaguna besar di Kota Bandung. Gedung ini biasa digunakan untuk konvensi, wisuda, konser, pameran, dan kegiatannya lainnya.

Gedung Sasana Budaya Ganesha yang biasa disebut Sabuga berdiri di lahan seluas 22.000 m². Sabuga memiliki total 6 ruang pertemuan lengkap, peralatan pendukung termasuk multimedia. Auditorium utama dapat menampung sebanyak 2.500 orang.

Convention hall di Jalan Braga bernama Landmark Convention Centre. Setiap minggunya sering digunakan untuk pameran, seperti pameran buku dan komputer. Sedangkan di bagian atasnya digunakan untuk tempat hiburan, night-club/diskotek.

Gedung Landmark merupakan gedung peninggalan kolonial yang masih utuh. Dua buah kepala kala masih menghiasi gedung itu. Arcade di bagian depannya juga belum ada perubahan. Gedung ini dibangun pada 1922. Didesain oleh C.P. Wolff Schoemaker

Di Dago, ada Dago Tea House yang sering digunakan untuk konser. Tempat ini merupakan tempat minum teh dan kuliner sejak zaman Belanda. Di sini, sambil menikmati teh, para pengunjung bisa menikmati keindahan Bandung di atas ketinggian 600 meter dari permukaan laut di kawasan Dago.

Gedung Padepokan Seni Mayang Sunda (PSMS) di Jalan Peta No 209 Bandung. Tempat ini biasa digunakan untuk diskusi, aneka seni permalam Minggu dan even-even yang lainnya. Dengan bobot 70% seni tradisi, dan 30% seni kontemporer. Grup band lokal, vokalis, atau pekerja seni lainya pun sering tampil di sini.

Gedung Kesenian (GK) Rumentang Siang di Jalan Baranangsiang, memiliki kapasitas 347 penonton. Luas panggungnya sekira 8×12 meter persegi. Berbagai kesenian unggulan daerah sering di gelar di tempat ini.

Bandung juga punya Eldprado di Jalan Setiabudi. Eldorado menjadi tempat penyelenggaraan acara atau even. Konser musik pun sering digelar di sini. Eldorado pun menjadi tempat rekreasi dan olahraga berenang.

The Trans Luxury Hotel adalah hotel yang terletak di Kompleks Trans Studio di Jalan Gatot Soebroto memiliki The Biggest Convention Center. Convention yang berada di lantai 3 ini mampu menampung sedikitnya 4.000 orang. Di hotel ini pun terdapat Grand Ballroom yang bisa menampung 2.000 orang. Memiliki 18 boardroom untuk meeting private.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *