Patung Pastor Verbraak, Penuh Misteri Berdiri di Taman Maluku

PATUNG ini asli buatan orang Belanda. Terletak di Taman Maluku. Namanya patung Pastor Verbraak. Kalau coba googling patung ini dianggap patung yang paling menyeramkan. Banyak cerita-cerita horor terkait patung yang menghadap ke Jalan Seram tersebut.

Kisah horor yang populer adalah mengenai serinya patung tersebut berpindah-pindah tempat. Lebih horor lagi ada yang mengatakan mata patung tersebut bisa menatap orang didekatnya.  Cerita lainnya Verbraak disebut meninggal di lokasi berdirinya monumen tersebut. Konon karena kecelakaan pesawat.

Patung tersebut tingginya kira-kira 4 meter. Berwarna hitam. Sedangkan Pastor Verbraak dirupakan sedang membawa buku dengan memakai baju seorang pastor. Patung ditopang pilar yang terdapat prasasti yang bertuliskan “Pastoor HC Verbraak 1935-1818 Aalmoezenier 1974 – 1881 Atjeh 1874 – 1907.

Dari Jalan Seram patung ini bisa terlihat dari luar Taman Maluku. Namun dari arah Jalan Saparua bila ingin melihat patung ini harus berjalan dulu beberapa meter melewati taman yang sejuk karena dirimbuni pohon-pohon besar.

Sebuah blog, hullabaloo-hmji.blogspot.com mengupas mengenai patung ini. Verbraak ternyata meninggal bukan kecelakaan pesawat, apalagi jatuhnya di Taman Maluku. Di taman yang dulunya bernama Molluken Park tidak ada makam Verbraak.

Disebutkan dalam blog tersebut Verbraak belum pernah ke Bandung. Verbraak adalah seorang perawat rohani Katolik Pasukan Belanda. Dia bertugas di Aceh pada 1874 sampai 1907. Sedangkan meninggalnya pada 1 Juni 1918 di Magelang.

Di blog mooibandoeng.wordpress.com, pun disebutkan Verbraak tidak pernah ke kota kembang. Dalam blog itu juga disebutkan Pastor Verbraak tidak mengalami kecelakaan pesawat, Bahkanblog itu mempertanyakan kejelasan berita itu bisa muncul.

Masih di mooibandoeng.wordpress.com disebutkan Pastoor Verbraak memiliki nama Henricus Christiaan Verbraak. Dia dilahirkan di Rotterdam pada 24 Maret 1835. Disebutkan sebenarnya dia ingin menjadi pedagang, tetapi pada umur 27 tahun mengikuti panggilan hatinya, belajar teologi. *