Patung di Jalan Pajajaran Berdiri Kokoh Berseragam Tentara

Patung Husein Sastranegara di Jalan Pajajaran, Bandung. | Foto serbabandung.com #serbabandung

PATUNG di Jalan Pajajaran berseragam lengkap tentara berdiri kokoh.

Patung itu berdiri dekat gapura bertuliskan Pangkalan TNI Angkataan Udara Husein Sastranegara.

Taman bunga dan hamparan rumput mengelilingi patung di Jalan Pajajaran tersebut.

Sebuah plakat berada di depan dan belakang bagian bawah patung tersebut.

Plakat itu menunjukkan tentara yang berdiri gagah itu adalah Opsir Udara I Husein Sastranegara.

Husein Sastranegara bukan tentara sembarangan.

Husein Sastranegara adalah perintis TNI-AU bersama Agustinus Adisucipto, Halim Perdanakusuma, Abdulrahman Saleh, dan Iswahyudi.

Dalam plakat yang berada di bagian belakang bawah patung itu tertulis sedikit sejarah kehidupan seorang Husein.

Husein lahir di Cianjur, Jawa Barat, 20 Januari1919. Pahlawan inj gugur bersama ahli tehnik pesawat Sersan Mayor Udara Rukidi. Saat itu Husein berusia 27 tahun.

Pada latihan pesawat Cukiu yang digunakan Husein Sastranegara jatuh di kampung Gowongan Lor, Yogyakarta pada 26 September 1946.

Pesawat Cukiu tersebut sedianya pesawat cadangan untuk menjemput PM Sutan Sjahrir.

Dalam laman Militer.id disebutkan,
Cukiu merupakan sebutan bagi pesawat latih, juga digunakan untuk mengintai serta pengangkut  yang dipergunakan oleh Tentara Nasional Angkatan Udara sejak berdiri 9 April 1946.

Nama Husein Sastranegara berdasarkan Keputusan Kasau No. 76 Tahun 1952, diabadikan di Bandara Internasional Husein Sastranegara & Pangkalan Udara Husein Sastranegara, yang tadinya bernama Pangkalan Udara Andir.

Patung di Jalan Pajajaran Tetap Berdiri Kokoh

Untuk mengenang Husein Sastranegara dibangun dua patung Husein Sastranegara.

Patung-patung tersebut berada dekat Ruang VIP Sompil Basuki, Bandara Internasional Husein Sastranegara, Bandung dan di Jalan Pajajaran dekat gerbang masuk utama bandara.

Patung yang dekat Ruang VIP Sompil Basuki telah diubah menjadi Monumen Pesawat Casa C-212.

Peresmian Monumen Pesawat Casa C-212 itu dilakukan pada 28 Juni 2012 oleh Marsekal TNI Imam Sufaat.

Adapun patung yang satu lagi masih berdiri hingga saat ini.

CASA C-212 Aviocar adalah pesawat penumpang sipil (airliner) dirancang dan diproduksi di Spanyol.

Pesawat ini telah diproduksi di Indonesia di bawah lisensi oleh PT. Dirgantara Indonesia.

Pada Januari 2008, EADSCASA memindahkan seluruh fasilitas produksi C-212 ke PT. Dirgantara Indonesia di Bandung. *

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *