Patung Dewi Sartika di Taman Balai Kota

Patung Dewi Sartika

DI Taman Balai Kota tak hanya ada patung Badak Putih, tapi ada patung  Dewi Sartika yang menghadap ke Jalan Perintis Kemerdakaan. Patung ini diresmikan oleh Wali Kota Bandung yang saat itu dijabat Wahyu Hamijaya pada 4 Desember 1996.

Patung Dewi Sartika di sana  tidak utuh,  hanya sampai dadanya saja. Di bawah patung Dewi Sartika  ada prasasti yang bertuliskan, “Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Monumen Pahlawan Nasional Ibu R Dewi Sartika diresmikan oleh Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bandung Wahyu Hamijaya. Bandung, 4 Desember 1996”.

Dewi Sartika adalah pahlawan asal Bandung  yang memperjuangan kesamaan untuk mendapatkan pendidikan antara pria dan perempuan. Dalam perjuanganya Dewi Sartika dibantu oleh saudara-saudara, dan suaminya.

Patung Dewi Sartika Didirikan untuk Mengenang Jasa-jasa Ibu Dewi Sartika

Sejak  masih kecil Dewi Sartika sudah memiliki bakat dan  kemampuan untuk maju. Dia sering mengajak anak-anak pembantu di Kepatihan untuk belajar baca tulis dan Bahasa Belanda. Papan bilik kandang kereta, arang, dan pecahan genting dijadikannya alat bantu belajar.

Dilahirkan dari keluarga priyayi Sunda, Nyi Raden Rajapermas dengan Raden Somanagara. Meskipun bertentangan dengan adat waktu itu, ayah-ibunya bersikukuh menyekolahkan Dewi Sartika di sekolah Belanda.

Dewi Sartika lahir diBandung, 4 Desember 1884. Meninggal di Tasikmalaya pada 11 September 1947. Awalnya dimakamkan di permakaman Cigagadon-Desa Rahayu Kecamatan Cineam. Tiga tahun kemudian dimakamkan kembali di kompleks Permakaman Bupati Bandung di Jalan Karang Anyar, Kabupaten Bandung.

Dewi Sartika mendapat anugerah gelar kehormatan  sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Gelar kehormatan tersebut diberikan pada 1 Desember 1966 dan disahkan melalui SK Presiden RI No.252 Tahun 1966.

Patung yang berdiri tegak di Taman Balai Kota iti terlihat terawat. Akhir-akhir ini Pemerintah Kota tengah gencar-gencarnya merevitalisasi taman-taman di kota ini. Taman-taman yang dahulu kurang terawat mulai dibenahi.

Patung itu harus tetap terpelihara agar generasi muda tahu bahwa di Bandung ada pahlawan perempuan yang berjasa memajukan pendidikan kaumnya.*

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Dewi_Sartika