Patung Cendekiawan yang Sempat Jadi Polemik di Jalan Cihampelas

Patung Cendekiawan di simpang empat Jalan Cihampelas-Wastukencana, Bandung. Foto serbabandung.com

Patung yang berdiri di Kota Bandung yang akan dibahas kali ini adalah patung yang pendirian dan bentuknya mengundang polemik warga. Namanya patung cendekiawan. Loaksinya berada di simpang empat Jalan Cihampelas, Jalan Wastukencana, dan Jalan Doktor Abdul Rivai. Patung ini menjadi kontroversi karena bentuknya yang tidak lazim dengan patung-patung lain di kota ini.

Pemerhati Seni dan Budaya Budi Dalton menilai patung cendekiawan tidak mencerminkan apa-apa, maknanya pun tidak jelas. Bahkan sepintas. katanya, seperti sosok laki-laki mengenakan pakaian wanita. Hal tersebut dia ungkapkan kepada Fokus Jabar, 4 Februari 2015.

Patung cendekiawan yang memiliki tinggi 6 meter ini merupakan karya pematung asal Bali, Ketut Winata. Ketut Winata adalah alumni dari Fakultas Seni Rupa ITB. Dia menyelesaikan sarjananya pada 1984. Pria Kelahiran Tabanan, Bali, 22 Juli 1955 ini pun yang membuat patung Muhammad Husni (MH) Thamrin di ujung Jalan MH Thamrin, Jakarta.

Patung Cendekiawan di simpang empat Jalan Cihampelas-Wastukencana, Bandung. | Foto serbabandung.com

Patung Cendekiawan yang dibuat Ketut Winata berbentuk seorang pria berwarna abu-abu yang berdiri tegak ditopang segitiga berbentuk piramid. Mata patung tersebut terlihat tertutup. Telapak tangan kirinya mengeluarkan sinar api, sedangkan telapak tangan kanannya mengucurkan  air.

Muka patung ini bisa terlihat dari Jalan Cihampelas arah atas. Sedangkan dari Cihampelas dari bawah terlihat bagian belakang tersebut. Patung ini tidak jauh dari Menara Jam Ria Pembangunan. Menara ini sudah lebih awal berdiri. Diresmikan pada 25 Oktober 1982. Tugu yang bercat putih tersebut diresmikan oleh Nelly Adam Malik, istri mantan wakil presiden RI Adam Malik.

Pendirian Patung Cendekiawan Prakarsa Inkindo

Yang memprakarasi pendirian patung cendekiawan adalah asosiasi perusahaan konsultan independen (Inkindo). Pendirian patung tersebut merupakan ucapan terima kasih Inkindo kepada kota ini yang telah banyak melahirkan para cendekiawan di Indonesia.

Dalam Wikipedia disebutkan Inkindo adalah asosiasi perusahaan konsultan independen. Asosiasi ini mulai beroperasi pada 20 Juni 1979, Inkindo adalah hasil penyatuan antara Ikindo (Ikatan Konsultan Indonesia) dan PKTPI (Persatuan Konsultan Teknik Pembangunan Indonesia).

Inkindo beralamatkan di Jalan Bendungan Hilir Raya Nomor 29, Jakarta Pusat. Inkindo telah menjadi Badan Hukum sesuai dengan akta Notaris No. 01 Tanggal 03 Mei 2007. Hukum dan SK Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Tanggal 21 Januari 2008, No. AHU-04.AH.01.06 Tahun 2008.

Disatukannya semua perusahaan konsultan di Indonesia ini menjadi Inkindo ini untuk mengembangkan profesionalitas praktik konsultan agar lebih efektif dan juga bertujuan untuk mempromosikan Inkindo sebagai pengembang utama perusahaan konsultan di Indonesia. *

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *