Gedung Wanita, Bangunan Modern Pertama Setelah Kemerdekaan

Gedung Wanita atau Grha Karya Wanita di Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung. | Foto serbabandung.com

BEBERAPA pegawai sebuah event wedding tengah membereskan peralatan yang digunakan saat pernikahan di Gedung Wanita atau Grha Karya Wanita Jalan LLRE Martadinata. Sebuah mobil pikap yang di belakangnya sudah penuh peralatan meninggalkan gedung tersebut, Kamis (20/10/2017).

Siang itu gerimis masih membasahi kawasan wisata belanja di Bandung tersebut. Meski sedikit basah, para pegawai itu tetap sigap menyelesaikan pekerjaannya di halamah gedung yang berdampingan dengan Pengadilan Negeri Bandung. Aula di lantai dua Gedung Wanita ini memang sering digunakan untuk acara pernikahan, seminar, job fair, dan lain-lain.

Gedung Wanita yang sering digunakan untuk kegiatan para wanita ini merupakan gedung bersejarah. Bangunan dua lantai ini bahkan direkomendasikan Tim Pertimbangan Kawasan dan Bangunan Cagar Budaya (TCB) Kota Bandung sebagai bangunan cagar budaya berklasifikasi A.

Bagunan yang termasuk cagar budaya klasifikasi A ini tidak diboleh diubah fisik bangunannya, walaupun dalam upaya revitalisasi. Penyesuaian perubahan fungsi harus tetap sesuai dengan rencana kota yang berlaku tanpa mengubah bentuk aslinya.

Gedung Wanita atau Grha Karya Wanita di Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung. | Foto serbabandung.com

Dalam plakat yang di dinding depat gedung tersebut menunjukkan gedung tersebut peletakan batu pertamanya oleh Presiden I RI Ir Soekarno pada 11 November 1960. Kemudian dalam plakat tersebut tertulis peletakan batu terakhir (peresmian) gedung tersebut dilakukan Panglima Kodam VI/Siliwangi (kini Kodam III/Siliwangi) Kolonel Ibrahim Adjie pada 20 Mei 1962.

Dalam laman jendelabandungheritage.wordpress.com disebutkan bangunannya ini merupakan hasil rancangan arsitek Prof Slamet Wirasonjaya. “Ketika itu saya baru lulus dari ITB. Saya belum berani mengaku arsitek,” katanya seperti dikutip dalam laman tersebut. Disebutkan pula gedung yang menempati lahan 5.000 M2 tersebut merupakan bangunan modern pertama yang dibangun setelah kemerdekaan.

Di depan gedung tersebut berdiri patung Pahlawan Wanita Dewi Sartika. Patung setengah badan itu berwarna kuning keemasan. Dewi Sartika adalah pahlawan asal Bandung yang memperjuangkan kesamaan untuk mendapatkan pendidikan antara pria dan perempuan. Beliau lahir di Bandung, 4 Desember 1884. Meninggal di Tasikmalaya pada 11 September 1947.

Gedung Wanita Bisa Digunakan Resepsi Pernikahan

Selain ruangan aula atas, ruangan aula wisma di lantai bawah penginapan Wisma Wanita, bisa digunakan untuk acara pernikahan untuk daya tampung yang lebih kecil yakni maksimal untuk 500 undangan. Dari arah depan gedung Wisma Wanita berada di sebelah kiri gedung utama. Wisma inipun bisa digunakan untuk penginapan.

Tempat lain untuk pernikahan bisa diselenggarakan di ruangan aula serbaguna. Ruangan ini lebih kecil lagi karena hanya bisa menampung 100 orang. Untuk informasi penyewaan dan penginapan bisa menghubungi 022 – 4233371. Adapun untuk penginapan bisa menghubungi 022-4209531 atau lihat laman gedungwanitabandung.blogspot.co.id.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *