Blekok Masih Bisa Terlihat Beterbangan di Rancabayawak

Habitat burung blekok di Kampung Rancabayawak, di Kelurahan Cisaranten Kidul, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung/ | Foto serbabandung.con

Bandung masih memiliki kawasan habitat burung-burung liar. Namanya Kampung Rancabayawak. Di sini burung blekok berterbangan kemudian hinggap di pohon-pohon yang berada di kawasan tersebut. Burung-burung tersebut setiap sore datang ke sarangnya dan pergi lagi pada pagi harinya. Sebuah pemandangan yang langka di sebuah kota metropolitan yang terus menggerus lahan-lahan pertanian.

Kampung Rancabayawak berada di Kelurahan Cisaranten Kidul, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung. Sebuah kawasan yang berada di Bandung Timur dan berbatasan dengan Kabupaten Bandung. Akses ke tempat ini bisa melalui Jalan Soekarno Hatta kemudian belok ke Gedebage di simpang Gedebage.

Akses lainnya bisa melalui Jalan Ciwastra kemudian ke Derwati. Dari Derwati belok kiri ke jalan yang mengarah ke Stadion Gelora Bandung Lautan Api. Ketika sampai di pertigaan belok kiri. Ikuti jalan tersebut. Di sebuah jembatan menyebrang hingga akhirnya menemukan sebuah gapura bertuliskan Kampung Kreatif Rancabawak. Jika bingung sebaiknya bertanya kepada warga di sana.

Burung ini memiliki nama latin Ardeola speciosa. Burung ini memiliki paruh serta kaki panjang dan berleher jenjang. Memiliki bulu di punggungnya yang berwarna hitam dan cokelat di dadanya. Burung ini rata-rata berukuran sekitar 46 sentimeter. Blekok masuk dalam famili ardeidae.

Habitat Blekok Dekat Permukiman

Habitat burung blekok di Kampung Rancabayawak, di Kelurahan Cisaranten Kidul, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung. | Foto serbabandung.con

Jangan menyangka habitat burung-burung ini di Rancabayawak adalah sebuah rawa. Kampung Kreatif Rancabawak adalah sebuah permukiman. Blekok-blekok itu hinggap di beberapa pohon di sekitar permukiman. Dari pepohonan tersebut suara blekok itu saling bersahutan. Burung-burung itu hinggap di sarangnya kemudian akan terbang lagi pada pagi harinya.

Warga sudah maklum dengan keberadaan burung-burung tersebut. Mereka menjalankan aktivitas tanpa terganggu berisik suara burung-burung tersebut. Bahkan kendaraan berat seperti becko yang megeruk lahan persawahan untuk perumahan tak menganggu keberadaan burun-burung itu.

Untuk melihat burung-burung tersebut warga menyarankan kepada yang datang naik ke balkon masjid. Masjid itu tak jauh dari rimbunnya pohon bambu. Dari masjid itu burung-burung itu terlihat berdatangan dan hinggap di pohon bambu. Waktu yang tepat untuk melihat burung-burung tersebut adalah pada sore dan pagi hari.

Bururung-burung tersebut menyinggahi tempat itu sudah sejak 1970-an. Kawasan Gedebage dan sekitarnya pada saat itu masih berawa-rawa, sebuah tempat yang cocok untuk burung-burung bersarang. Blekok-blekok itu lambat tapi pasti mulai berkurang. Pembangunan yang mengarah ke sana membuat rawa dan sawah berkurang. Apalagi sekarang kawasan Gedebage bakal menjadi Bandung Teknopolis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *