Monumen Perusahaan Air Minum di Kawasan Dago

Monumen Perpamsi di Jalan Ir H Juanda (Dago), Bandung. | Foto serbabandung,com

YANG sering ke Jalan Ir H Djuanda pasti pernah melihat atau sekadar menengok ke monumen tiga patung yang satu di antaranya sedang memanggul pipa. Sekarang patung-patung tersebut berwarna biru kombinasi bertopi kuning dan sepatu kuning. Orang dalam patung tersebut merupakan pegawai perusahaan air minum.

Monumen tersebut persisnya terletak di depan Unpad Training Center di pertigaan Jalan Sultan Agung dan depan Optik Melawai. Kalau dari arah Jalan Merdeka monumen ini berada di sebelah kanan, dan dari arah sebaliknya berada di sebelah kiri.

Patung ini pada 2012 bukan berwarna biru melainkan berwarna cokelan loreng hitam. Tamannya juga masih belum tertata. Masih terlihat gersang dan banyak rumput liar tumbuh di sana. Pada 2013, monumen tersebut pernah dicat untuk menjaga kebersihan dan keasrian salah satu taman kota.

Monumen Perpamsi di Jalan Ir H Juanda (Dago), Bandung. | Foto serbabandung,com

Monumen tersebut merupakan monumen Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi). Patung itu dibuat bertepatan dengan Musyarawah Antar Perusahaan Air Minum (MAPAM). Monumen tersebut diresmikan oleh Wali Kota Bandung Ateng Wahyudi dan Gubernur Jawa Barat Yogie SM pada 10 Oktober 1993.

Perpamsi adalah wadah yang mewakili semua Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Di perusahaan air minum milik daera di Kota Bandung adalah PDAM Tirtawening. Adapun di Kabupaten Bandung adalah PDAM Tirta Raharja.

Perhimpunan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia ini berdiri sejak tahun 1972. Gagasan pendirian berasal dari beberapa Direktur Utama Perusahaan Air Minum (PDAM) yang pada masa itu jumlahnya baru sekitar 50 PDAM di seluruh Indonesia.

Direktur Utama Perusahaan Air Minum Berkumpul

Para tokoh yang ikut mendukung gagasan tersebut adalah Ir. Irwin Nazir (Direkur Utama PAM DKI Jaya) bersama dengan Drs. Sahat Panjaitan, Ir. Achmad W.A (Direktur Utama PDAM Kodya Bandung), Ir. Soebiyanto (Direktur Utama PDAM Kodya Semarang), Ir.Haryono (Direktur Utama PDAM Yogyakarta), Ir. Moch. Dahlan (Direktur Utama Kodya Surabaya), dan Ir. Pedi Nata Soewarna (Direktur Utama PDAM Kodya Pontianak).

Pembentukan wadah tersebut dianggap penting karena saat itu banyak masalah PDAM yang tak terselesaikan hanya di tingkat daerah. MAPAM yang pertama terselenggara di Kopeng, Jawa Tengah, pada 7-8 April 1972. Pemimpin dari 50 PDAM hadir dalam musyawarah tersebut. *

Sumber perpamsi.or.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *