PTPN VIII Pemilik Perkebunan Teh di Malabar dan Rancabali

Pintu masuk ke perkebunan teh Malabar milik PTPN VIII, di Kertamanah, Pasir Malang, Talun, Pangalengan, Kabupaten Bandung. | Foto serbabandung.com

PERNAH jalan-jalan ke perkebunan teh di Pangalengan atau Rancabali, Kabupaten Bandung? Saking indahnya mungkin pengunjung tak pernah memikirkan siapa pemilik perkebunan teh ini. Perkebunan tersebut adalah milik PT Perkebunan Nusantara VIII  atau PTPN VIII.

PTPN VIII adalah bekas Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang bergerak di bidang perkebunan teh, karet, kina, kakao, kelapa sawit, dan getah perca. Kantor pusat perusahaan tersebut di Jalan Sindangsirna no. 4 Bandung, Jawa Barat. PTPN VIII meliputi perkebunan di wilayah Jawa Barat.

PTPN VIII mengelola perkebunan teh di lahan seluas 25.905,3 Ha. Lahan tersebut tersebar di 6 kabupaten yakni 2 perkebunan di Sukabumi, 2 perkebunan di Bogor, 3 perkebunan di Cianjur, 2 perkebunan di Subang, 12 perkebunan di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat, dan 3 perkebunan di Kabupaten Garut.

Dua dari 12 perkebunan teh milik PTPN VIII di Kabupaten Bandung adalah perkebunan teh Rancabali Ciwidey di Kecamatan Rancabali, Ciwidey, Kabupaten Bandung berada di ketinggian 1.628 di atas permukaan laut. Suhu di kawasan ini sekitar 20° celsius. Perkebunan ini merupakan tempat wisata menarik bagi para turis lokal maupun asing.

Pintu masuk ke perkebunan teh Malabar milik PTPN VIII, di Kertamanah, Pasir Malang, Talun, Pangalengan, Kabupaten Bandung. | Foto serbabandung.com

Adapun yang kedua adalah perkebunan Teh Malabar di Pangalengan, Kabupaten Bandung. Perkebunan Teh Malabar berada di ketinggian 1.550 m di atas permukaan laut dengan suhu 16-26 derajat celsius. Perkebunan yang didirikan oleh K. A. R. Bosscha Menempati area seluas 2.022 hektare. Bosscha mendirikan perekebunan ini pada Agustus 1896. Dia juragan seluruh perkebunan teh di Kecamatan Pangalengan. Di sini juga Bosscha dikebumikan.

PTPN VIII memasarkan produk teh Walini, teh putih (white tea), teh hijau (green tea) dan kopi PTPN VIII. Teh Walini merupakan olahan daun teh dari beberapa kebun PTPN VIII Jabar yang selama ini mempunyai banyak produk teh dunia, seperti Lipton dan Sara Lee. Selain Teh Walini juga memproduksi Teh Goalpara dan Teh Gunung Mas.

Produksi PTPN VIII Meningkat

Dari tahun ke tahun produksi mereka meningkat karena pengelolaan yang baik mulai dalam hal pembudidayaan, cara pemetikan, dan pengolahan untuk memenuhi permintaan para pembeli. Keterlibatan Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung juga memberikan andil dalam peningkatan produksi dan mutu. Sebagian besar produk teh perusahaan ini untuk memenuhi permintaan ekspor.

Perusahaan perkebunan ini tadinya merupakan perusahaan perkebunan milik pemerintah Belanda. Perkebunan itu diserahkan secara otomatis setelah Republik Indonesia merdeka dan berdaulat pernuh. Namanya Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Lama. Setelah beberapa kali terjadi perubahan pada 11 Maret 1996, PT Perkebunan XI, PT Perkebunan XII, dan PT Perkebunan XIII dilebur menjadi PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero).

2 Responses

  1. Dear PTPN VⅢ,
    Hi, we are su-re.co, environmental think tank in Bali.
    We found you because you have one of the best Tea plantation in Indonesia. We can cut your costs of withering machine, contributing to less CO2 emission.

    We have a Japanese motor machine, which can wither “Tea leaf” with low costs. We don’t sell this machine to you, but we want to know which type of withering machine you use now.

    – Do you use machine with motor and fun when drying up tea leaf?
    – How about a speed of motor’s spin?
    – Do you use inverter?

    This is a collaboration research with TAIYO Electric Co., Ltd, Japan.
    Thank you for your cooperation in advance.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *