Gedung SMAN 3 dan 5 Dulunya untuk Sekolah Orang Belanda

Gedung SMA 3 dan 5 di Jalan Belitung Bandung. | Foto serbabandung.com #serbabandung

SMAN 3 dan 5 Bandung adalah sekolah populer di Kota Bandung. Banyak lulusan SMP yang ingin masuk ke sekolah ini. Tak hanya dari Kota Bandung, tetapi juga dari luar kota. Sejak lama sekolah ini memang jadi favorit siswa dan oranga tua di Kota Bandung. Kualitas dan alumninya memberika harapan pada mereka. Satu di antara alumnus SMA 3 yang populer adalah Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.

Gedung yang sekarang ditempati SMAN 3 dan 5 merupakan peninggalan orang Belanda. Gedung ini termasuk dalam cagar budaya di Kota Bandung. Gedung ini berdiri pada 1915 yang dirancang oleh arsitek C. P Schoemaker. Schoemaker adalah arsitek yang juga merancang beberapa gedung di Kota Bandung.

Gedung SMA 3 dan 5 di Jalan Belitung Bandung. | Foto serbabandung.com #serbabandung

Bangunan ini sejak dulu memang difungsikan untuk sekolah. Bangunan ini untuk orang Belanda yang berada di Hindia Belanda agar bisa sekolah. Maka berdirilah Hooge Burgere School (HBS) di Beliton Straat (Jalan Belitung) Bandung. HBS menerima murid pada 1916.

HBS adalah sekolah menengah untuk orang Belanda dan kalangan ningrat Indonesia. Sekolah ini setaraf gabungan SMP (MULO) dan SMA (AMS) yang masa studinya selama 5 tahun.

Gedung ini digunakan HBS hingga 1942 hampir bersamaan dengan masuknya Jepang ke Indonesia. Pada zaman penjajahan Jepang gedung ini digunakan untuk markas tentara Jepang (Ken Petai). Saat Jepang meninggalkan Indonesia pada 1945, gedung ini kembali berfungsi menjadi Sekolah VHO (Voortgezet Hoger Onderwys) berbahasa Belanda dan sore berbahasa Indonesia hingga 1950.

Gedung yang bersejarah itu masih dibiarkan seperti aslinya. Meski ada penambahan ruangan, bangunan asli di bagian depan gedung itu masih dipertahankan. Selain itu ada bagian bangunan yang memanjang dari barat sampai timur juga tidak mengalami perubahan.

Gedung yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda ini memiliki luas tanah 14.240 m2. Adapun luas bangunan 8.220 m2. Bangunan ini menghadap ke Jalan Belitung. Di depan gedung ini terdapat bangunan peninggalan Hindia Belanda yang sekarang berfungsi sebagai Detasemen Markas Kodam III Siliwangi. Bangunan ini menghadap ke Jalan Kalimantan.

SMAN 3 berdiri pada 1953. Sekolah ini dulunya lebih dikenal dengan sebutan SMA Belitung karena berlokasi di jalan Belitung No. 8. Selain SMA 3 di gedung ini juga terdapat sekolah lain, yakni SMAN 5. Kedua sekolah itu hanya terpisah oleh koridor yang membelah di gedung tersebut dari dari arah utara ke selatan.

Gedung ini juga pernah digunakan oleh SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 6. Pada 1966 SMA Negeri 2 pindah ke jalan Cihampelas dan SMA Negeri 6 pindah ke Jalan Pasirkaliki. Juga SMA 9, 12, 14, dan 19 yang kemudian mandiri dan pindah ke gedung sendiri.

Kisah horor pernah mewarnai keberadaan gedung tua ini. Ada kisah hantu wanita Belanda yang sering muncul di gedung ini. Wanita ini sering diceritakan dari mulutnya selalu menetes darah. Wanita ini bernama Nancy. Mengenai benar atau tidaknya kisah ini, tidak ada yang tahu. *

Gedung SMAN 3 dan 5

  • Gedung idirikan oleh pemerintah Hindia Belanda pada 1915
  • Memiliki luas tanah 14.240 m2 dan luas bangunan 8.220 m2
  • Bangunan ini menghadap ke Jalan Belitung
  • SMAN 3 berdiri pada 1953
  • Sekolah ini dulunya lebih dikenal dengan sebutan SMA Belitung karena berlokasi di jalan Belitung No. 8
Bahan tulisan:
http://bola.inilah.com/read/detail/1419782/inilah-kisah-hantu-nancy-di-sma-3-sma-5#sthash.Zj96YTkv.dpuf
http://www.sman3-bdg.net/idn/index.php?option=content&task=view&id=189&Itemid=167
https://id.wikipedia.org/wiki/SMA_Negeri_3_Bandung
http://sman5bdg.sch.id/page/p/5/Sejarah-SMA-Negeri-5-Bandung

2 Responses

  1. santoso says:

    keren baget gedung sma 5 bandung pastinya lulusannya sdh banyak sekali jadi orang sukses

  1. 22/11/2019

    […] pemerintahan Hinda Belanda yang masih kokoh, seperti gedung yang sekarang digunakan untuk SMAN 3 dan 5 di Jalan Belitung, Markas Kodam III Siliwangi di Jalan Aceh, atau Detasemen Markas […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *