Pasar Baru, Pesona Zaman Dulu Tersimpan di Sini

Salah satu sudut di Belakang Pasar Baru Bandung | Foto serbabandung.com #serbabandung

PERNAH jalan-jalan ke belakang Pasar Baru? Coba deh di sana banyak sesuatu yang di luar dugaan. Ada kuliner yang lezat, toko jamu yang sudah berusia satu abad, toko kopi yang telah berdiri lama, bangunan peninggalan jaman dulu, dan banyak yang lainnya. Jika butuh perabot untuk keperluan di rumah di sini juga ada.

Untuk bisa sampai ke sana ada dua jalan yang bisa ditempuh. Yang pertama dari Jalan Kebonjati belok kanan ke Jalan Pasar Barat. Bisa juga di Jalan Dulatif sebelum belokan Jalan Pasar Barat. Jiak terlanjur terlewati jalan tersebut, bisa lewat Jalan Oto Iskandardinata kemudian belok kanan ke arah tempat parkir. Tinggal masuk saja ke jalan tersebut.

Lebih aman kendaraan parkir di area parkir yang telah tersedia di Pasar Baru. Setelah parkir kendaraan kawasan ini bisa  ditelusuri dengan berjalan kaki.

Yang terdekat dengan tempat parkir adalah toko kopi kapal silam. Toko kopi ini sudab berdiri sejak  1930. Kopi yang dijual di sini terdiri dari kopi luwak liar, kopi arabika, robusta, dan kopi khas Kopi Kapal Selam kopi jagung.

Salah satu sudut di Belakang Pasar Baru Bandung | Foto serbabandung.com

Menurut pemilik toko tersebut, Chandra kopi yang  disediakan di sini didatangkan dari beberapa daerah. Robusta didatangkan Chandra dari Lampung, sedangkan arabika didatangkan dari Lembang.

“Kalau kopi jagung, ngambil jagungnya dari Jawa Timur. Kalau bukan dari Jawa Timur kualitasnya jelek. Jagungnya disangrai dulu kemudian ditumbuk. Rasanya memang bukan rasa kopi. Kan ini mah jagung,” katanya.

Pasar Baru Pernah Direnovasi pada 1910

Tak jauh dari toko itu ada toko jamu yang juga sudah lama berdiri. Bahkan usianya lebih tua ketimbang Toko Kopi Kapal Selam. Namanya Toko Jamu Babah Kuya. Berdasarkan keterangan dari pemiliknya. Toko jamu ini berdiri  pada 1800-an. Jauh sebelum bangunan toko di Pasar Baru direnovasi pada 1910.

Toko ini bernama Toko Jamu Babah Kuya karena warga sekitar memanggil Tan Siob Haow, pemiliknya dengan sebutan Babah Kuya. Disebut demikian karena Tan Siob Haow  senang memelihara kuya (kura-kura). Nama itu tidak berubah hingga sekarang. Bahkan di plang toko terdapat gambar dua ekor kuya berwarna hijau yang mengapit nama toko tersebut “Toko Jamu Babah Kuya” yang berwarna merah.

Toko itu kini masih tetap didatangi konsumen setia. Bermacam jamu yang disediakan Toko Babah Kuya menjadi pilihan para konsumen. Jenisnya macam-macam tergantug untuk menyembuhkan penyakit apa. Untuk darah tinggi (hipertensi) misalnya disediaka  jamu khusus yang harganya Rp 30.000. Di sini juga tersedia kunyit putih, dan jati cina. (Bersambung)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *